Endus tergesa-gesa menuju angkringan tempat orang-orang Taraje biasa berkumpul mengobrol ngalor-ngidul selepas matahari baru saja tenggelam. Sepanjang perjalanannya dia menoleh ke kiri-kanan, dan melambaikan tangan kepada orang yang berpapasan dengannya. Dahinya berkeringat, kemeja lusuhnya kusut, kancing kemejanya ada yang tidak pas dengan lubang yang seharusnya. Salah satu ujung celana panjangnya menyangkut di dengkulnya.
Lima belas menit kemudian Endus sudah terlihat duduk-duduk dengan jahe susu yang uapnya mengepul-ngepul di gelasnya. Di depannya, ada makanan sederhana seperti nasi kucing, sate usus, sate hati ampela ayam, sate telur puyuh; berbagai macam gegorengan; kacang goreng, cecamilan dan masih banyak macam lagi.
Dan tiba-tiba calo teker itu sudah duduk di sisi Endus, tersenyum kepadanya sesudah Endus refleks menolehkan wajah, beralih dari lawan mengobrolnya.
Endus mendapat kabar baik yang ditunggu-tunggu.
Calo teker itu memberikannya alamat dan jadwal interviu perusahaan yang menerima dokumen lamaran kerja miliknya.