Anak Tentrem

Andriyana
Chapter #23

Bab 22

Dusun Taraje, tahun 1995.

Menurut Tris, ada hal yang ganjil di alam pikiran Jembut Lestari. Mukjizat takkan terulang; karamah takbisa dipinta; keajaiban yang terjadi dua kali, itu bukan lagi ajaib, melainkan sulap sim-salabim-ada-apa-prok-prok-prok; dua kali digagahi hingga hamil dan cengengesan?

Tris sepertinya condong kepada kecurigaan suaminya yang dulu sempat tidak dihiraukannya. Sawargi memberikan Tris pemahaman bahwa Jembut Lestari mungkin mengalami ketidaksempurnaan dalam memahami dunia di luar dirinya, terutama pemahaman tentang lelaki, pernikahan, dan anak. Dan itu boleh jadi sudah dialami Jembut Lestari sejak masih belia, berumur belasan.

Menurut Is, biar bagaimanapun anak yang dikandung cucunya itu tetap memiliki hak hidup. “Janin yang dikandung Jembut, biarkan ....” Ujarnya, “Soal hidup dan mati, itu urusan Tuhan, bukan kita.” Pendapatnya itu tetap tidak berubah.

Menurut Sawargi, pandangannya agak lain rupanya suami Tris ini. “Ini urusan ‘mur-baut’ saja kalau enggak pas waktu ‘pengemuran antara baut dan mur’ bisa menimbulkan masalah.” Sepertinya dia membuat analogi bersetubuh versi dirinya, terinspirasi dari kesibukan hari-harinya berkutat memperbaiki pedati-pedati. Dia mengungkapkan, “Apakah anak itu bin/binti Baut, atau bin/binti Mur?” Sebuah pertanyaan retorik yang tidak ditanggapi oleh Tris dan Ismowati.

“Nah ....” Pandangan agak lain Sawargi mulai tercurahkan,

“Bagaimana dengan urusan ‘mur-mur’ dan ‘baut-baut’?

“Bagaimana cara ‘pengemurannya’?

“Meski waktunya pas, bagaimana ‘Mur-Mur atau ‘Baut-Baut’ itu bisa punya anak?

Lihat selengkapnya