Anak Titipan dari Wanita Malam

Yuli Yastri
Chapter #1

Bab 1

"Jangan digugurkan! Kandungan elu itu udah besar. Kalau tetep nekat, nyawa lu yang bakal jadi taruhannya!" cegah seorang gadis berbaju serba ketat kepada temannya, yang sedang bergegas ingin pergi ke tempat aborsi.

"Gue terpaksa harus melakukannya, karena gue enggak mau anak ini lahir tanpa seorang ayah," lirih gadis manis bernama Zahra yang berdiri di ambang pintu kamar, seraya menyeka air mata.

"Kenapa elu enggak pake pengaman, sih? Jadinya kayak gini, kan, ribet!" gerutu sang teman---menyesali yang terjadi kepada Zahra.

"Karena cowok itu bilang dia akan bertanggung jawab dan mau nikahin gue. Dia juga bilang kalau dia itu tulus mencintai gue," balas Zahra sambil mengelus perut buncitnya.

"Ya ampun, elu tuh polos banget pake percaya segala sama omongan tuh si cowok hidung belang! Denger, yah, gue terpaksa harus bicara ini sama lu. Wanita yang berprofesi seperti kita itu hanya dianggap sebagai sampah masyarakat. Jadi, mana mungkin ada cowok yang mau menikahi kita dengan alasan cinta! Elu itu jangan kebanyakan halu, deh." Sang teman malah menjadi emosi.

"Tapi, tidak ada yang tidak mungkin, 'kan? Gue percaya sama cowok itu, karena dia sangat baik." Tatapan mata Zahra tampak kosong kala mengingat janji manis pria itu.

"Baik? Kalau dia memang cowok baik, tidak mungkin dia datang ke tempat maksiat dan memboking wanita malam. Sekarang, dia juga tidak mau bertanggung jawab atas janin yang elu kandung itu!" tukas sang teman yang membuat Zahra langsung menunduk dan meneteskan air mata.

"Iya, elu benar. Gue emang b*d*h, gampang percaya begitu saja sama omongan dia. Gue juga harusnya tau diri." Zahra berbicara sambil terisak.

Hati gadis itu saat ini sangat hancur berkeping-keping. Zahra berharap bisa terbebas dari tempat terkutuk dan menikah dengan pria yang dicintainya, tetapi ia malah mendapat kenyataan pahit.

Pria yang berjanji akan menikahinya, ternyata sudah memiliki istri dan tidak mau mengakui bayi yang sedang ia kandung.

"Sudahlah ... jangan nangis terus, mendingan elu masuk ke kamar. Istirahat sana!" titah sang teman yang selalu ada di samping Zahra dalam keadaan apa pun. Namanya Dini.

Zahra---gadis berwajah cantik yang memiliki warna kulit khas Indonesia itu, seharusnya menjalani masa-masa remajanya dengan indah. Namun, ia malah terjerumus ke dalam lembah nista.

Sang ayah yang sering berjudi telah menjualnya kepada seorang mucikari di usia yang terbilang masih belia, yaitu enam belas tahun. Hingga ia terpaksa harus menjalani hidup sebagai seorang wanita malam.

Dan sekarang, gadis itu baru saja menginjak umur delapan belas tahun. Namun, ia sudah berbadan dua. Meskipun beban hidupnya sangat berat, Zahra harus tetap bertahan demi sang calon bayi.

***

"Ra, gue beli nasi padang nih, buat lu. Ayok, makan dulu." Dini menyodorkan kantung kresek berwarna hitam kepada Zahra yang sedang melamun di dekat jendela sambil mengelus perut.

"Terima kasih, Din." Zahra menoleh ke arah sang teman, lalu mengambil kantung kresek itu.

"Iya sama-sama. Ya udah cepet makan, kasian tuh bayi lu pasti kelaparan. Dari tadi pagi elu kan, belum makan." Dini lalu mengambil air minum untuk perempuan yang sedang mengandung tersebut.

"Din, kira-kira ... bayi gue cowok atau cewek, yah?" tanya Zahra seraya duduk.

"Mau cowok atau cewek sama aja. Asal jangan kayak si Anti!" celetuk Arra yang terkekeh.

Lihat selengkapnya