ANAK UMANG LEPUNG

Rahmayanti
Chapter #3

LAYAR TANCAP

"Jang,Bangunlah Jang lah jam setengah lime kite sholat subuh bejamaah kudai mangke beranggi." (Jang,Bangun Jang,udah setengah 5 kita sholat subuh berjamaah dulu baru siap siap)

"Nduak,Gi ngangtuk aku mak."(duh,masih memgantuk aku Mak) Jajang duduk mengucek matanya.

"Giok,Bangun Yok,Rin.Sholat kudai malah."(Giok, Bangun yok,Rin. Sholat dulu yuk) Jajang menggoyang badan Giok dan Rini. Giok dan Rini terbangun berjalan bersamaan ke belakang rumah sementara Jajang dan Biya menggulung kasur di kamarnya dan membentang sejadah mereka da segera menyusul Giok dan Narini.

~~~Sholat berjamaah~~~

"Sejadah e penyapi dediwik au alaika di badah awal.Awu"(Sajadahnya beresin masing masing ya di gantung di tempat semula ya) Biya bergegas berganti baju dan segera mengambil tas pinggang

"Biyaaa."

Suara seorang perempuan berteriak memanggil Ibunya Jajang.

"Au kudai." (Iya sebentar)

Biya terburu buru memakai sandalnya.

"Mak Hati hati." Ucap Jajang menyusul ibunya ke luar Rumah.

"Au Jang,Mak pegi kudai au saih ading iluak iluak beranggilah sekul langsung." (Iya Jang, Mak pergi dulu ya jaga adik baik baik siap siap sekolah langsung)

Biya berjalan bersama beberapa ibu ibu yang menunggunya di depan rumah.

"Nah kengecule beleh ini, Ndik kah mbatak obor kaba?" (Duh, Gawat orang ini, nggak bakalan bawa obor kah kamu?)

"Uy au" ( oh iya)

Biya berlari kecil ke samping mengambil salah satu Obor bambu yang berjejer 4 batang di pinggir dinding rumahnya dan berlari kecil kembali menyusul rombongan ibu ibu tadi.

"Nah,ncak ade,Dimak di adang e ngah setue kite kele amun ndik mbatak api." (Tuh, kan ada, takutnya dihadang sama harimau kita kalau nggak bawa api)

Rombongan Biya berjalan tergesa gesa.

~~Rumah~~

"Giok,Rini. Malah cepatlah."(Giok,Rini. Ayo cepatlah) Jajang sudah bersiap memegang Obor menyala.

"Malah Dank." (Ayo bang) Giok dan Rini mengambil Obor mereka masing masing di samping rumahnya.

"Malah lari cepat dikit." (Ayo lari cepat sedikit) Jajang paling depan diiringi Rini dan Giok paling belakang. Sepanjang perjalanan Jajang,Giok,Dan Rini terus berlari seraya membawa Obor ketika api Obor mulai meredup bambunya mereka miringkan posisi api diarahkan ke bawah agar minyak dalam bambu turun ke serabut yang ada di ujung bambu yg berapi.

"Daaaank." Panggil Narini da Jajang terhenti seketika.

"Diam lah kabani." (Diam dulu kamu ini )

Giok menepuk pundak Rini.

"Giok rini ndamping ngah dank, Jangan jejauh. Ndik kah ngape setue takut ngah api. kite mbatak api pule mangke gi bang jauh juge die tu diam saje nunggu die lalu kudai" (Giok rini mendekat ke abang, Jangan Jauh jauh. Gak apa apa harimau takut api. Kita bawa api lagi pula masih jauh juga diam saja tunggu dia lewat dulu.)

Giok dan Rini mendekat ke Jajang.

"Au dank." (Iya bang)

"Weh wei wei wei wei. Ai Setini Aii, pacak umban Jantung ngah kaba ni. Bange sekaba ni." (Weh wei wei wei wei. Ah kamu ini A elah. Bisa copot jantung aku sama kamu ini.)

Giok mengangkat kaki sebelahnya. Makin mendekat Ke Jajang, Meskipun Jajang terlihat tenang namun keringatnya tidak bisa berbohong. Keringatnya bercucuran jatuh.

Harimau pun hanya lewat dan mereka lanjut berlari.

~~Sekolah jam istirahat~~

"Lin, balik sekul kele nyerempak au." (Lin,balik sekolah nanti pulang bareng yok)

"Ndik jang, Aku ndak ngerayau kudai balik sekul kele." (Tidak jang,Aku mau main dulu pulang sekolah nanti)

"Anye wak ina ngajung kite balik nyeghempak kemaghi." (Tapi wak ini minta kita pulang bareng kemaren.)

"Aku nendak ngape kaba." (Kalo aku gak mau, mau apa kamu) Linung berlalu pergi meninggalkan Jajang yang berdiri di depan pintu kelas mereka.

"Ngape Jang? Kaba di marahi linung agi? Degelah pule Jang ngurusi Linung mijak palak beleh tu mentang iluk ngah ndung kaba kerje ngah ndung e sekndak utak e saje ngah kaba,Sendauk aku nginak kabani."(Kenapa jang? Kamu di marahin linung lagi? Gak usah di urusi jang linung tu mijak kepala mentang cantik sama Ibumu kerja sama ibu dia seenak otaknya saja dengan kamu,Kasihan aku ngeliat kamu ini)

"Au ndik ngape ndi, kah luk itulah die amun kite sare,ngalah tulah ngah jeme lagi pule aku ngalah li Wak ina iluak ngah kami galak nulingi kami."(ya gak apa apa ndi, emang kaya gitulah kalau kita susah, mengalah selalu sama orang lagian juga aku ngalah karena wak ina baik dengan kami suka ngebantu kami) Jajang menepuk pundak Andi.

"Jang,Aku tu nguk nian Jang. Jangan galak di pijak mementang ndung kaba bekerje ngah ndu e. " (Jang, Aku tu beneran Serius Jang. Jangan mau di pijak harga diri mentang mentang Ibunya kamu kerja di tempat ibunya)

Andi menasehati Jajang kembali.

"Udimlah kamu ughang ngupati ku ni." (Sudahlah kalian mengumpat aku ni) Linung melototi Jajang dan andi.

"Naah. Mentang paling alap lum tentu njadi kembang desa sekabani." (Eeee,, Mentang paling cantik belum tentu jadi kembang desa kamu itu )Andi menabrakkan bahunya ke bahu linung berlalu pergi.

"Iewww." Linung kembali ke bangkunya memakan jambu air merah dari dalam tasnya, sementara Jajang melihat Linung sebentar lalu duduk di bawah pohon depan kelasnya.

"Dank Jajang" (Bang Jajang) teriak gadis kecil berambut pendek sebahu dengan tas plastik.

"Dank Jajang, Rini busik di belakang sekulahan au dank,kele amun dank atau dank Giok lah balik pantau kah Rini au Dank." (Bang jajang, Rini main di belakang sekolahan ya bang, nanti kalau abang atau bang Giok udah mau pulang panggil Rini ya bang. Narini mendatangi Jajang yang sedang rebahan di bawah pohon di atas kursi bambu .

"Au Rin,Dank Giok mane?" (Iya Rin, Bang Giok mana?)

"Lum balik dank,Masih ngerjekah tugas kelompok kelas e. Tadi lah naun Rini tunggu lah nyagu rini dank, Rini tinggalkah nggaghi dank Jajang."(Belum pulang bang,Masih ngerjain tugas kelasnya. Tadi udah lama Rini tunggu udah bosan Rini bang,Rini tinggalkan ke tempat Dank)

"Au gilah anye busik e jangan jejauh kaba Rin dimak ndik kecakaghan."(Iya gak apa apa tapi mainnya jangan jauh jauh kamu rin nanti takutnya gak kecarian)

"Au dank." (Iya bang) Rini meninggalkan pintu kelas Jajang.

~beberapa menit kemudian~

"Dank Jajang, Rini ndik nampak kemane die dank."(Bang jajang,Rini gak keliatan kemana dia bang)

Lihat selengkapnya