ANAK UMANG LEPUNG

Rahmayanti
Chapter #4

LEPUNG

"Biya, banyak pasukan kaba saghini." (Biya,Banyak anak buah kamu hari ini.)

"Awuu yuk ina, Mumpung dang perai gale sekul pacak nulungi pejadi."(Iya mbak ina. Mumpung mereka libur sekolah semua jadi bisa nolongin orang tua)

"Aii tegantung ngah sesughangan jeme titu Biya, Linung kami ncak kata malas e nulungi mpuk libur be meminggu ncak ndik kekelah die nulungi." (Ah kalau itu tergantung sama orang orangnya Biya, Linung kami pemalas banget walaupun libur gak mau ngebantu walaupun liburnya berminggu minggu kan gak pernah bantu dia.)

"Au bida die Yuk, Linung bapange gi ade, Ade raban Jajang ni amun ndak ngandalka aku gale ndik kedapatan ngan aku." (Ya beda lah yuk, Linung Bapaknya asih ada, rombongan Jajang kalau mau aku aja yang usaha gak akan cukup sama kami.)

"Jak di gi kecik nilah mpuk e Biya, ndik kah ade terus kami ni ngenjuk i nye kele. Sape ye ngeruan umur kite ni seandai e aku umur pindik luak mane linung ndak makan,?Bekebun ndik terti. Anye memintaklah kele kami lah digik kele die lah belaki." (Sedari kecil inilah Biya, nggak bakalan ada terus kami ngebiayain nya nanti. Siapa yang tau umur kita seandainya aku umur pendek gimana Linung mau makan? Berkebun dia gak paham.Tapi semoga aja kami meninggal nanti dia sudah bersuami.)

"Nguk nian pule titu Yuk, Anye betine nih kele ngikut laki die kele." (Bener juga sih mbak, Tapi kan cewe ikut suami dia nanti)

"Antak kah belaki ni ye kupikirkah, titu bepenyap malas pule." (Sebelum dia menikah ini yang aku pikirkan, Dia jugamalas berberes rumah.)

"Ngerti diwek die kele yuk." (Ngerti sendiri dia nanti mbak)

"Eeei Jang, kele pas balik singgahi bekayu dighumah wak au Jang. Wak dang panen bekayu di belakang ghumah." (Eh Jang, nanti pas pulang mampir ke rumah Wak ambil ubi kayu di rumah wak ya Jang. Wak lagi panen umbi kayu di belakang rumah.)

"Au wak, Makasih Wak kele Jajang singgahi." (Iya wak, Makasih Wak nanti Jajang mampir.)

"Awuu,, Wak ke ujung kudai au." (Iya,, Wak le ujung dulu ya.)

"Au waak." (Iya Wak) Ketika Mereka baru akan melanjutkan melebarkan Cengkeh.

"Biya, ndak e kaba perenggi masak nih. Jadilah ndik gulai." (Biya mau kamu labu kuning ini? Cukuplah untuk sayur.) Terdengar sahutan dari belakang Biya dan ke tiga anaknya

"Jadilah benagh yanti.Terimekasih au. Jang pik kah pinggir itu Jang, ndak gulai petang kele." ( Ya alhamdulillah sekali Yanti. Terimakasih ya.Jang letakkan pinggir itu Jang,Untuk sayur sore nanti.)

"Au Nah, Aku ndak ke ujung." (Iya ini, Aku mau ke ujung.)

Yanti memberikan Labu ke Jajang. Jajang berlari meletakkan Labu kuning ke pinggir lapangan dan melanjutkan kerjaan mereka menjemur cengkeh di tanah lebar milik Wak ina sesekali mereka ber4 saling bersanda gurau.

~~Sore Hari~~

"Mak, Jajang Singgah ke ghumah wak Ina kudai au mak ngah Giok, Mak baliklah ndulu ngah Rini." (Mak,Jajang mampir ke rumah wak Ina dulu ya mak sama Giok, Mak pulanglah duluan sama Rini.)

"Dank Jajang ndak ngikut." (Abang Jajang mau ikut)

"Kaba ngantini Mak saje Rin, Tulungi mak nanak nggulai saje au." (Kamu nemenim Mak aja Rin, Tolongin Mak masak nasi sama sayur aja ya.)

"Au dank." (Iya Bang)

"Malah Rini balik ngah Mak, kite nggulai kah perenggi masak peghenjuk ibung yanti tadi." (Ayo Rin pulang barwng Mak, Kita masak Labu kuning pemberian Bibi Yanti tadi.)

"Au mak, Gulai ganjang gemuk au mak." (Iya Mak, sayur santan putih ya mak.)

"Au malah." (Iya ayoo.)

Biya Dan Rini bejalan berlawanan arah dengan Jajang dan Giok.

~~Rumah Linung~~

"Assalamuallaikum."

"Waalaikumsallam." Linung menyahuti dengan sedikit sinis duduk di teras rumah memegang boneka

"Ngape kamu ughang datang ha?" (Ngapain kalian datang Ha?)

"Ade wak ina ndik Nung?" (Ada Wak ina gak Nung?

"Ade ndak ngape kaba Jang? Ndak mintak tetape agi? ape batan gulai agi? Ape ndak mintak gaji upahan?" (Ada mau apa kamu jang? Mau minta apa lagi? Apa mau minta sayuran lagi? Apa mau minta gaji kerja harian?)

"Wak ina ngajung kami tadi waw." (Wak ina yang suruh kami datang tadi mbak)

"Waw,waw,waw kaba ni." (Mbak, mbak,mbak kamu ini)

"Linung, Ngape Jajang ndik di tawari masuk, Masuk lah Jang di belakang Ubi e." (Linung, Kenapa Jajang gak di tawarin masuk, Masuklah Jag di belkang ubinya.)

"Au wak,Malah Giok kite kebelakang. Permisi Nung" (iya Wak, Ayo Giok kita ke belakang)

Jajang dan Giok melewati Linung sedikit membungkukkan badan.

"Ini nah Jang, Ini besak umbi e lah di cabutkah wak lanang tadi" (Ini Nah Jang. Ini besar nih umbinya udah di cabutin sama Wak laki laki tadi.)

"Au wak, Makasih banyak wak Ina, Wak, Jajang boleh mintak batang bekayu wak ni. Jajang ndak nanam pasigh belakang ghumah."(Iya wak, Makasih banyak Wak ina, Wak, Jajang boleh gak minta batang kayu wak nih? Jajang mau nanam di sekitar belakang rumah)

"Au ambiklah Jang, Aghiantu lah ku ajung almarhum bapang kaba nanam kanye anye bapang kaba pemalas segale nindak gi upahan tulah." (Iya ambillah Jang, kemaren udah aku suruh almarhum bapak kamh nanamnya tapi bapak kalian pemalas serba gak mau cuma mau kerja harian aja)

"Maaf wak, Walau Bapak kami pemalas tapi kami gak pernah kelaparan." ( Maaf wak, Walaupun Bapak kami pemalas tapi kami gak pernah kelaparan.) Jajang menjawab ucapan Ina dengan tertunduk, ina menepuk mulutnya.

"Ukan luak itu maksud wak tadi Jang, Jangan tesinggung au, Maksud wak tu mangke kaba rajin mangke ndik sege luk almarhum mpak ini, maaf au." (Bukan gitu maksud wak tadi Jang, Jangan tersinggung ya, maksud wak tadi supaya rajin biar kalian gak susah kaya almarhum dulj, Maaf ya.)

"Au dide ngape wak, Jajang keruan maksud wak Ina tu iluak. Wak ini bekayu ngah batang e Jajang batak balik au, Makasih banyak wak." (Iya Gak apa apa Wak, Jajang tahu maksud wak ina itu baik. Wak ini ubi kayu sama batang nya Jajang bawa pulang ya, Makasih banyak Wak.)

"Au same same Jang, Balik lah lah kah malam pule aghi dimak tetemu ngah setue, ati ati saje di jalan Jang,Giok."(Iya sama sam Jang, Pulanglah udah mau malam hari ini nanti ketemu sama Harimau, Hati hati saja di jalan Jang, Giok.)

"Au wak, Makasih wak."(Iya wak, Makasih Wak)

Jajang membawa ubi kayu dan menyeret sebagian batangnya sementara Giok menyeret sisa batang ubi yang masih panjang.

~~Rumah~~

"Assalamualaikum." Ucap Jajang dan Giok.

"Waalaikumsallam.wr.wb"

"Mak,Banyak kami ndepat bekayu ngah batang e pule di pintak kah dank Jajang." (Mak, Banyak kami dapat umbi kayu sama batangnya juga di minta abang Jajang.)

"Uii au,, Elah makan kudai kite pik ka lah ke dapugh kudai titu jang. Mangke mandilah udim mandi kite makan" (Owh iya,,, ayo makan dulu kita letakkan lah kedapur dulu itu Jang. Sudah itu lanjut mandi kita lanjut makan)

"Au mak."(iya mak) Jajang di tolongi rini dan Giok membawa ubi mereka ke dapur belakang rumah sementara Biya menyiapkan makanan.

~~Makan~~

"Mak, Keruan ndik mak tadi pas kami ke ghumah Wak ina muncung Linung ngercipit." (Mak, Tau gak Mak tadi sewaktu kami ke rumah Wak ina mulut Linung nyerocos.)

"Giok, Ndik iluak luk itu." (Giok, Gak bagus kaya gitu)

"Au Giok?? Luk mane kicik an Linung tadi?" (Iya Giok? Gimana perkataan Linung tadi?) Biya tersenyum menanyai Giok bercerita.

"Katenye cete ndak mintak tetape agi ape ndak mintak Gaji upahan." (Katanya pasti mau minta sesuatu lagi atau mau minta bayaran gaji harian)

Jajang mulai memperhatikan Giok, Rini masih tetap tersenyum

"Kan emang ndak mintak tetape kamu tadi." (Kan emang mau minta sesuatu kalian tadi)

Lihat selengkapnya