"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Rini membuka Pintu rumahnya.
"Dank Dion,Dank Rian. Masuk Dank."
Rini mepersilahkan kedua pria tersebut untuk masuk.
"Mane Dank Jajang Rin?" (Mana Abang Jajang Rin?)
Tanya Dion
"Dank Jajang temalam di kebun Dank.Malam rebu ngah malam sabtu saje die mangke balik." (Abang Jajang bermalam di kebun Bang. Malam Rabu sama malam sabtu saja dia pulang ke rumah.)
"Ui au ndak ke pekan Au amun rabu ngah Sabtu." (Oh iya ya mau ke pasar ya kalau Rabu sama Sabtu.)
"Au Dank, Amun Dank ndak tetemu ngah Dank Jajang pagi Rini antatkah." (Iya Bang, Kalau Abang mau ketemu sama Bang Jajanh besok Rini antarkan.)
"Assalaumualaikum.wr.wb."
Ucap Giok yang baru tiba
"Waalaikumsallam."
Ucap semu serentak.
"Dank."
Giok menyalami Dion dan Rian.
"Lah lame nyampai Dank? Buatkah minum Rin. Dank ni." (Udah lama samapainya Bang ? Buatkan minum Rin Abang Ni.)
Giok ikut duduk bersila di hadapan Dion dan Rian
"Au Dank."(Iya Bang.)
Rini bergegas ke belakang.
"Mpai nyampai Iok. Ndak tetemu ngah Dank Jajang. Anye Jajang e temalam di kebun kate Rini." (Baru sampai Iok. Mau ketemu sama Abang Jajang tapi dia Menginap di kebun kata Rini.)
"Au Dank Jajang temalam di Kebun Dank." (Iya Bang Jajang menginap di Kebun Bang.)
"Akap pagi paling mangke pacak nemuninye. Amun kini lah Malam. Mubil ngah mutur dide tau lalu jungut itu, Gi pacak bejalan keting ke situ Dank."(Besok pagi palingan baru bisa ketemu. Kalau Sekarang udah mau malam. Mobil sama motor gak bisa lewat Jalan itu. Hanya bisa berjalan kaki ke situ Bang.)
"Paling itulah Iok."
"Dank kah temalam ke Balai desa kudai damenye Iok." (Abang bakalan menginap di Balai Desa dulu kalau gitu Yok.)
Rumah Pak Kades dan Bu kades telah di Jual saat Dion membawa ibunya pindah ke Bengkulu sehingga mau bermalam di Balai desa saja.
"Di sini saje Dank" (Di sini Aja Bang.)
"Dimak kate jeme Iok kele fitnah jeme ye ndik ndik kite." (Gak enak kata Orang Iok, Nanti Fitnah orang yang Gak Gak ke kita.)
"Kite tutus palak e tu. Kah ngape fitnah ngah kakang kami." (kita Di gebuk orangnya nanti. Masa fitnah sama Abang kami.)
"Au Dank ni mbatak jeme lain ye ukan jeme desa sini mangke pule ade anak gadis sughang di sini" (iya Abang ini bawa orang lain yang bukan Desa Sini lagi pula ada anak gadis seorang di sini.)
"Dide kah ngape aku ye njage Dank. Dingin di Balai desa." (Gak apa apa aku yang jaga Bang. Dingin di Balai Desa.)
"Au au au, Dide beghubah cerewet kabani." (Iya iya iya, Gak berubah cerewet kamu ini.)
Dion dan Rian pun akhirnya menginap di rumah Jajang tidur di ruang tamu bertiga dengan Giok dan Rian sementara Rini berada di dalam Kamar.
Keesokan Paginya Giok membawa Dion dan Rian ke Kebun Jajang. Menemui Jajang.
"Dank Jajang."
Giok berlari menghampiri Jajang yang sedang sibuk membersihkan kebun kopinya yang bersebelahan dengan kebun Jeruk miliknya juga.
"Dank Dion, ngpe raban tu nutul kesini?." (Bang Dion, Kenapa mereka menyusul ke sini?)