Anakku Special (Autisme)

Valen Pahlintias
Chapter #2

Chapter tanpa judul #2

Kebahagiaan keluarga besar Dessy dan Ryan berlanjut di ruang keluarga, dan saat hari menjelang pukul 18.00 orang tua Dessy dan Ryan yang akan pamit pulang ke rumah mereka masing-masing, "papa dan mama apa ga mau makan disini saja ya? Biar kita sama-sama merayakan kebahagiaan ini dengan makan malam bersama." ucap Dessy yang sebenarnya masih merindukan pelukan orang tuanya, ya karena sejak menikah mereka langsung memilih pindah ke rumah mereka sendiri yang telah merupakan hadiah pernikahan dari orang tua Ryan. Semua mata saling berpandangan dan memberikan senyum kehangatan yang berarti mereka setuju dengan usul Dessy dan tak lama suara tawa pun kembali terdengar di halaman rumah mereka, sambil berjalan menuju ruang makan yang sedang di tata rapi oleh bi Asih. Papa Ryan: "eh gimana kalau kita makan di luar saja, di restauran untuk merayakan kebahagiaan kita, sudah lama juga akan kita tidak keluar bersama." Hal ini langsung di respon baik oleh ayah Dessy: "aku sih yes, biar suasana baru juga, supaya cucu kita bisa mengenal banyak tempat dan merasa bahagia di ajak makan keluar." (sambil tertawa kecil dan memandang yang lain). "Jangan, aku ga setuju Pa, Dessy kan butuh istirahat nanti anak kami malah capek dan pasti anak kami akan kembung diajak makan opa dan oma nya." protes Ryan yang memang agak sedikit posesif dengan Dessy karena mengingat pesan dokter supaya lebih banyak waktu istirahat, dan Ryan juga tau gimana sikap orang tua mereka yang kalau senang bisa memesan makanan melebihi batas (yang makan 6 orang tapi bisa pesan untuk 20porsi).

Dessy hanya tersenyum mendengar obrolan dan pendapat mereka, dan akhirnya mereka memutuskan untuk makan di rumah sesuai dengan permintaan si calon papa. Suasana di meja makan sangat nyaman dan penuh bahagia, dan hampir semua keluarga di seluruh Indonesia bahkan penjuru dunia pasti merindukan suasana seperti ini. Bukan hanya suasana yang penuh kehangatan tapi juga adanya makanan yang cukup banyak, ya sengaja ada beberapa menu tambahan yang akhirnya di GoFood oleh orang tua mereka yang merasa sepertinya belum afdol kalau makanan mereka hanya seperti menu makan malam biasanya, karena ini adalah perayaan kehamilan anak mereka yang sekalian merupakan cucu pertama bagi mereka. Bahkan beberapa kotak makanan sudah di bagikan ke para tetangga terdekat tak lupa juga security perumahan pun ikut menikmati berkat makanan tersebut. Setelah selesai makan malam bersama, orang tua mereka pun mulai berpamitan untuk pulang, karena besok mereka pun masing-masing akan di sibukan dengan kegiatan dan pekerjaan yang berbeda. Walau perusahan pribadi, tidak membuat mereka bersantai-santai. Attitude dan sikap teladan yang selalu ditunjukkan, sehingga keluarga mereka sangat di segani dan di hormati oleh setiap karyawan. "Jangan terlalu capek ya nak, kalau ada apa-apa langsung kabari kami, dan kami pun akan selalu sempatkan waktu untuk berkunjung" (Mama Ryan). Sambil berpelukan dan cium pipi kedua orangtuanya, Dessy pun menjawab: "iya ma, kalian pun harus sehat-sehat untuk menyambut kelahiran cucu kalian ya."

Enam bulan pertama dari kehamilan Dessy pun telah berlalu dan rasa mual serta pusing mulai berkurang, Dessy mulai bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa walau dengan perut yang membuat seperti terisi balon. Dessy yang sebelumnya sering pergi bersama Ryan ke kantor, akhirnya memutuskan untuk tetap di rumah dan membantu Ryan mengoreksi beberapa file dari rumah. Sebenarnya Ryan tidak pernah meminta maupun memaksakan Dessy untuk ikut bekerja, namun ini semua karena kemauan Dessy sendiri karena merasa bosan kalau hanya bangun - tidur - mandi - makan - tidur lagi (ntar malah mirip balon udara hehehe). Jadi Ryan pun tak membatasi apapun yang Dessy mau lakukan asalkan tetap menjaga kondisi kandungannya dengan baik, jika terlalu capek Dessy harus beristirahat dan lebih mengutamakan kondisi kandungannya. Bukan hanya itu Ryan rutin setiap bulannya membawa Dessy memeriksakan kandungannya ke Dokter Anton (dokter kandungan yang cukup terkenal di kota tersebut), bahkan setiap dua bulan sekali Ryan dan Dessy ke Singapura untuk mengecek perkembangan janinnya. Bukan tidak percaya dengan dokter Anton, tapi Ryan ingin memberikan yang terbaik untuk istri dan anaknya, semua vitamin yang di konsumsi Dessy pun bukan vitamin yang murahan, karena ada vitamin Baby & Me, Paket Nutri***, Prenagen***, dll (jika penulis seperti aku yang beli 1botol aja bisa untuk makan keluarga 2mgg hehehe). Semua vitamin ini di beli bukan tanpa alasan, karena untuk kebutuhan ibu hamil dan memenuhi perkembangan otak bayi (katanya ya).

Perkembangan janin pun tumbuh dengan sempurna, aktif dan Dessy juga sangat menikmati masa kehamilannya (gimana ga, kan orang kaya, butuh sesuatu langsung ada mirip sulap). Ryan pun selalu berusaha pulang lebih awal untuk menikmati waktu santainya dengan Dessy dan calon bayi mereka, bahkan kedua orang tua mereka pun tak pernah lupa meluangkan waktu untuk mampir atau sekedar video call menanyakan tentang kehamilan Dessy. Kebahagiaan keluarga mereka terasa begitu sempurna, "aku ingin makan daging merah Ryan, tolong belikan pas pulang ya" (permintaan Dessy di telp saat berbicara dengan Ryan, yang sekedar mengabarkan kalau dia akan segera pulang). Ryan mulai berpikir dan memutar otaknya untuk mencari tempat yang menjual daging merah, karena kewalahan dan bingung mau cari kemana akhirnya Ryan menghubungi ibunya, dan tanpa menunggu jawaban yang lain Ryan langsung melajukan mobilnya ke rumah orang tuanya itu karena kebetulan mama Ryan memesan daging merah tersebut tadi siang, siapa yang nyangka kalau sang menantu tiba-tiba ingin menikmati daging merah tersebut juga. Ryan begitu bersemangat karena dia tidak perlu repot mencari permintaan istrinya, dan "makasih ya ma udah mau berbagi daging ini dengan Ryan, nanti Ryan akan pesankan yang baru untuk papa dan mama" (seru Ryan yang berjalan sambil memeluk mama nya menuju mobil). Mama Ryan pun ikut bahagia melihat anaknya: "kamu ga usah mikir itu, karena ga mungkin juga papa dan mama menghabiskan daging itu berdua, mama hanya ingin memakannya sedikit tapi kan kamu tau ga bisa beli sedikit, jadi ya gitu akhirnya mama beli sebanyak itu." (jawab mama Ryan yang tak ingin anaknya merasa bersalah karena telah meminta daging merah darinya).

Ryan pun dengan bersemangat melajukan mobilnya menuju arah pulang (hehehhe ternyata masih ingat jalan pulang ya, pikir udah lupa istri dan anak karena bertemu mama nya). Setelah sampai di depan rumah, Dessy langsung menyambut Ryan dengan wajah bahagia dan membuka tangannya untuk memeluk suaminya, namun mata Dessy langsung tertuju ke arah kotak yang di bawa oleh Ryan dan aromanya begitu tercium oleh Dessy sangat menggugah seleranya, yang awalnya ingin memeluk suaminya, malah langsung mengambil kotak yang di bawa Ryan (jelas lah kan lebih enak daging merah). Dan setelah membuka kotak tersebut, Dessy memerankan matanya sejenak sambil pikiran dan hidungnya menikmati aroma daging merah tersebut, tiba-tiba "Ryan kamu yang habisin ya daging merahnya, aku hanya ingin mencium aromanya yang begitu enak," (kata Dessy). Terlihat raut wajah Ryan yang langsung kesal, karena Ryan sudah menempuh jalur yang jauh untuk mengambil daging merah itu, tapi istrinya hanya ingin mencium aromanya aja, ya mending tadi ajak Dessy duduk aja di pinggiran restauran untuk mencium aromanya. Tapi Ryan ga mungkin menunjukkan kekecewaannya di depan istrinya, dan Dessy pun menyadari kalau Ryan sedang kesal. "Aku minta maaf, aku akan memakannya sedikit ya, karena permintaan anak kamu hanya ingin mencium aromanya," (kata Dessy). Sikap pengertian Dessy langsung disambut bahagian oleh Ryan dan tak menunggu lama mereka berdua pun berjalan menuju meja makan untuk menikmati makanan tersebut bersama.

Bi Asih selalu menatap tuan dan nyonya nya dengan penuh kebahagiaan, karena mereka berdua selalu tampak harmonis dan saling mencintai... "Tuhan baik ya mas, karena kita nanti dipercayakan memiliki seorang anak" kalimat Dessy menutup hari tersebut dengan penuh rasa hangat.

Lihat selengkapnya