Setelah sampai rumah Dessy langsung menggendong anaknya yang sedang tertidur di pangkuan masuk ke dalam kamar yang bercorak kan Princess Belle, Dessy meletakkan tubuh mungilnya di kasur secara perlahan agar anaknya tidak terbangun, "selamat tidur bidadari kecil mama, hal yang baik dan indah selalu mengelilingi mu nak," bisikan lembut di telinga Merry yang di barengi dengan sebuah kecupan sayang dari ibunya. Dessy pun menuju kamarnya dan membersihkan diri, mereka semua bersiap untuk beristirahat, "terima kasih ya mas untuk hari ini" ucap Dessy, yang di balas dengan anggukan dan pelukan hangat dari suaminya. Saat tertidur Dessy kembali bermimpi yang sama dengan kemarin, mimpi seorang bayi mungil dan hal ini membuat Dessy terbangun kembali karena mimpi tersebut terasa begitu nyata. Akhirnya Dessy pun duduk dan berdoa minta petunjuk Tuhan apa arti dari mimpinya tersebut.
Saat sarapan di meja makan, Ryan melihat wajah Dessy yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu, "kamu sedang mikir apa sayang, sampai-sampai Merry yang daritadi memanggil aja kamu ga dengar," ucap Ryan menyadarkan lamunan Dessy.
"Oopss, maafin mama ya nak, mama hanya sedang memikirkan sesuatu, sini mama ambilin makanan Merry," kata Dessy kepada anaknya yang wajahnya sudah mulai ditekuk. "Jangan cemberut donk putri papa, nanti cantiknya hilang lho," canda Ryan yang tak ingin melihat wajah anaknya cemberut, "oh iya kamu mikir apa ma? Apa ada masalah?" pertanyaan Ryan yang langsung memandang ke arah Dessy, karena dari kemarin tak pernah Ryan mendengar ada masalah serius yang akan mereka hadapi atau apalah sehingga membuat pikiran istrinya menjadi tidak fokus. Dessy mulai menarik nafasnya dan mulai menceritakan tentang mimpinya "mama sangat kepikiran dengan mimpi itu pa, seolah begitu nyata mama alami" keluh Dessy. Dengan fokus dan mulai mengerti apa yang sedang dialami istrinya, "ok sebentar sore kita ke Dokter Anton untuk priksa ya," sedikit saran dari Ryan. "Tapi mama ga merasakan ada yang aneh dengan perutku atau merasakan tanda-tanda kehamilan pa, apa mama yang terlalu tertekan dengan omongan orang tentang punya anak kedua ya?" jawab Dessy yang memang dari kemarin terus memikirkan hal tersebut. "Udah kami ga usah kuatir sebentar sore kita priksa aja, lagian papa ga pernah memaksakan mama harus punya anak lagi sekarang kan?" seru Ryan, "hoye melly mau punya Dede" jawab Merry dengan penuh kegirangan dan dengan suara cadelnya. Ryan dan Dessy hanya bisa tersenyum mendengar dan melihat tingkah lucu putri semata wayangnya, "kita berdoa aja ya nak biar Tuhan mengirimkan Merry Dede,"jawaban lembut Dessy kepada anaknya.
Setelah itu Ryan pun pamit ke kantor, dan Dessy mengantarkan Merry ke sekolah dan melanjutkan memeriksa beberapa berkas surat-surat, ya karena semenjak Merry mulai sekolah, Dessy kembali membantu Ryan dalam pekerjaan dengan alasan agar Dessy tidak merasa jenuh menunggu Merry pulang dari sekolahnya.