Saat Ryan berangkat ke kantor dan sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan hari ini juga, tiba-tiba Ryan berasa perutnya sakit dan kram yang cukup menganggu, Ryan mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan di perutnya berharap bisa menghilangkan rasa kram perut tersebut tapi semua begitu sia-sia, hal ini membuat Ryan makin tidak bisa fokus untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersusun di meja kantornya. Namun karena beberapa surat yang sangat penting membuat Ryan tetap menahan rasa sakit tersebut dan mencoba untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan saja terlebih dahulu dan memilih pulang ke rumah untuk beristirahat.
Berbeda dengan Dessy yang hari ini nampak santai sambil makan cemilan buah di atas meja makan sambil membaca beberapa buku kehamilan, Dessy begitu santai dan menikmati cemilannya sampai dia pun terkejut ketika melihat dari arah ruang tamu Ryan suaminya pulang dengan wajah yang lemas dan kusut. "Apa kamu sedang sakit mas?" tanya Dessy yang melihat panik ke arah suaminya, dan saat akan hendak mendekati Ryan, tiba-tiba saja ada rembesan cairan terasa mengalir turun dari paha ke kaki Dessy yang membuat mereka panik "bi, bi.....cepetan bi ada air yang keluar" teriak Ryan yang panik. Bi Asih pun yang tak mengerti maksud tuannya pun bergegas datang membawa ember dan kain pel, namun saat melihat Ny Dessy akhirnya bi Asih pun mengerti maksud dari air yang keluar. Dengan tenang dan telaten bi Asih segera mengambil tas yang berisikan keperluan kelahiran anak ketua dari Ny Dessy karena tas tersebut sudah di siapkan dari 2 bulan yang lalu. Dan setelah itu mereka bertiga menuju mobil dengan tujuan ke arah RS Bersalin, bi Asih juga ikut karena Ryan merasa perutnya makin kram yang tak menentu, namun Ryan harus bisa menahan rasa sakitnya karena dia kuat demi istri dan anaknya.
Ryan pun segera menelepon mama nya untuk menjemput putri kecil mereka di sekolah sekalian Ryan memberitahukan kalau Dessy akan segera lahiran. Orang tua Dessy sudah sampai di RS Bersalin, sementara orang tua Ryan yang baru saja menjemput Merry pun langsung menuju RS. Mereka semua sangat bersemangat dan tidak bisa bersabar menunggu kelahiran cucu kedua, yang akan semakin melengkapi kebahagiaan keluarga mereka. Hal yang berbeda dirasakan Dessy yang akan melahirkan, karena Dessy tidak merasakan sakit seperti melahirkan Merry tetapi lebih santai dan tidak terlalu panik, sementara Ryan terus merasakan sakit yang semakin menjalar di perutnya bahkan Ryan memilih untuk menggunakan kursi roda dalam membantunya bergerak, karena untuk jalan saja rasanya sangat menyiksa. Setelah beberapa waktu yang menegangkan dan keluarga yang standby di luar ruangan bersalin terus mendukung dalam doa.
Oke..oek...oek... Suara tangisan yang begitu menggelegar memenuhi ruang bersalin, airmata jatuh mengalir dari mata Ryan: "terima kasih sayang." ciuman kecil pun di berikan Ryan untuk Dessy, karena Ryan telah menyaksikan sendiri proses yang lalu Dessy lalui dalam melahirkan Merry maupun anak kedua mereka. "Wah anaknya ganteng sekali Pak, selamat ya Bu sekarang sudah ada bodyguard baru di rumah," seru sang dokter sambil memberikan sang bayi ke dalam dekapan Dessy. "Rivaldo yang artinya kebanggaan adalah nama yang papa berikan untukmu nak," bisikan suara Ryan di telinga bayi mungilnya dan bayi tersebut pun tiba-tiba mengeluarkan suara tangis yang begitu besar.