Anakku Special (Autisme)

Valen Pahlintias
Chapter #8

Chapter tanpa judul #8

Beberapa tahun kini telah berlalu, semenjak kami mengetahui keadaan Rivaldo banyak hal pun terjadi dalam kehidupan kami, ada banyak perubahan yang juga di alami Rivaldo. Ya, dia hanya seperti pajangan untuk rumah kami karena papanya tak pernah bisa menerima oopss lebih tepatnya belum bisa menerima kenyataan tentang kondisi Rivaldo, namun Ryan bukan tipe orang yang tidak punya hati nurani, walau tidak lagi menunjukkan cintanya kepada Rivaldo seperti dulu namun Ryan selalu mencukupi semua kebutuhan anaknya itu bahkan kamar Rivaldo pun tetap dihias sesuai dengan theme cartoon kesukaan Valdo. Mungkin ini bagian hari hati kecil Ryan yang masih menyadari kalau dia bukan hanya memiliki anak yang bernama Merry, namun masih ada seseorang lagi yang bernama Rivaldo.

Sudah banyak hal yang dilakukan untuk kesembuhan rivaldo sebagai orang tua, namun semua hasil itu tak kunjung di peroleh, Rivaldo yang awalnya begitu disambut oleh keluarganya, khususnya Papanya -- Ryan kini tak bisa berharap lagi akan kasih sayang dari Ryan. Saat berada di meja makan pun sering terjadi perdebatan antara Ryan dan Dessy Karena sikap Valdo, dan ini sangat membuat Ryan terpancing emosi dan menjadi marah.

Hari ini seperti biasa Bi asih telah menyediakan makanan di meja makan untuk makan malam, ada beberapa menu yang tersedia karena hari ini Ryan pulang lebih awal sehingga kami pun akan makan bersama. Biasanya makan malam bersama tidak akan pernah berakhir dengan baik karena Rivaldo selalu membuat suasana menjadi tegang dengan tepuk tangan yang tiba-tiba atau suara teriakan nya yang mendadak. Dan hari ini hal itu pun terjadi, saat semua sedang menikmati makan malam bersama "boom" ucap Rivaldo dengan suaranya yang keras membuat kami semua terkaget, prang..... sebuah gesekan tangan yang begitu cepat membuat piring jatuh dan berserahkan, ya gerakan tangan Rivaldo. Hal ini membuat Ryan menjadi sangat marah dan langsung "Valdoo...dasar anak tidak berguna," kalimat cercaan dari Ryan yang langsung keluar dari mulutnya, bahkan kalimat tersebut keluar bersamaan dengan hentakan di meja makan yang membuat seisi rumah merasa tegang, seperti sedang senam jantung. Rivaldo pun langsung memeluk Dessy dengan erat sambil berteriak "enggak....enggakkk.." hanya kata tersebut yang terus diulangi olehnya. Ryan yang sudah terpancing emosinya langsung menarik Rivaldo dan menyuruhnya untuk memakan semua makanan yang sudah jatuh ke lantai, bagai anj*** yang sedang makan begitulah pemandangan saat ini yang ada di hadapan Dessy dan Merry, "duduk ma, biar Rivaldo belajar bertanggung jawab," ucap Ryan yang tau kalau istrinya pasti akan berusaha untuk menolong anak lelakinya tersebut, kemudian "bi, bi asih tolong perhatikan Rivaldo, pastikan tidak ada sisa nasi di lantai itu," perintah Ryan kepada pembantu rumahnya yang sudah lama bekerja bersama mereka, "Baa..baik tuan," kata bi asih dengan terbata-bata, walau Bu asih sendiri tidak tega melihat kondisi Rivaldo, namun bi asih lebih takut melihat Ryan yang saat ini sedang emosi. Sementara rivaldo bagaikan seorang pengemis di jalanan yang mengambil makanan dari tong sampah dan sedang makan dengan penuh ketakutan, atau mungkin lebih tepatnya seperti seekor bin**** yang terpojok, sungguh sangat mengiris hati. Dan peristiwa ini akan terus berulang jika Rivaldo membuat kesalahan di meja makan, bahkan mungkin karena terlalu sering berulang membuat atau menjadi pola pikir tersendiri bagi Rivaldo kalau ada makanan yang jatuh, harus di ambil untuk dimakan sehingga Rivaldo selalu melakukan hal tersebut.

***

Lihat selengkapnya