Anantara Rasa

JAI
Chapter #5

4. Yatta!!!

“Serius?!” Hentakan tangan Lani di meja kantin mengejutkan para siswa.

“Jangan keras-keras, dong!” protes Freya.

Freya baru saja menyampaikan bahwa kemarin ia sempat bersepeda berdua bersama Arion. Lani merasa tidak percaya karena jarang sekali pria yang ingin seperti itu bersama sahabatnya, apalagi ia merupakan seorang Arion. Jangakan Lani, dirinya Freya saja sulit untuk mempercayainya. Mungkin saja Freya merupakan sedikit dari sekian banyak wanita yang berkesempatan berbicara dengan pria dingin itu. Semua tahu Arion begitu dingin dengan setiap wanita yang berusaha dekat dengannya.

“Lo baru pakai susuk, ya? tanya Lani bercanda.

“Gila lo … emangnya gue cewek apaan mau melet orang sebegitunya.” Freya mengernyitkan dahi berkat tuduhan tersebut.

Tangan Lani menyentuh telunjuk Freya yang melekat pada sendok bakso miliknya. “Bagaimana rasanya dibonceng sama cowok seganteng Arion?”

Wajah Freya tetap datar. Anak ini selalu penasaran dengan hal-hal seperti ini.

“Lani, jika lo berharap gue bakalan bawa perasaan gara-gara boncengan sama dia, berarti lo belum mengenal gue dengan baik.”

“Ya … mana tahu lo baper, kan? Siapa yang enggak baper kalau berduaan sama Arion.”

Dua telunjuk Freya saling bersentuhan. Bukan Arion lah yang ia inginkan untuk didapati, namun pria itu. Pria pertama yang ia kenal di sekolah ini, sekaligus pria pertama yang menaruh senyum bersimpul bunga-bunga yang terus melekat di dalam hatinya. Tak pernah ia melihat seorang pria selain orangtuanya sendiri, melakukan keberanian dan mengorbankan diri demi dirinya. Meskipun bagi orang lain hal itu merupakan sepele, tetapi hati mengemasnya menjadi begitu spesial. Siapa lagi kalau bukan Raka. Pria yang tumbuh begitu populer, sehingga Freya sangat sulit sekali berinteraksi dengannya, menyadari jika Freya hanyalah wanita yang biasa-biasa saja.

“Hati selalu memilih kepada siapa ia akan berlabuh. Jika ia bukan dermaganya, maka ia tidak akan bisa menepi. Begitu pula gue dengan Arion. Lagian, itu cuma kebetulan.”

Tangan Freya memencet botol sambal ke mangkuk bakso milik Freya.

“Sok puitis lo … jijik gue jadinya,” ucapnya dengan tersenyum.

“Beda cerita kalau dia yang ngebonceng gue ….”

Lihat selengkapnya