Anantara Rasa

JAI
Chapter #24

23. Merayap Pada Genggaman



Mungkin saja tidak sengaja seorang malaikat penolong melintas di hadapan Freya. Ia memberikan sedikit cahaya kepada Freya agar terhindar dari rasa malu. Bagaimana tidak malu, sekujur celana bagian belakang basah sekali. Bajunya tidak terhindar dari noda merah minuman yang Vioni tumpahkan dengan sengaja. Tampilannya benar-benar kacau sebelum Arion meminjamkan celana olahraga dan sweater hitam polos yang selalu ia pakai ke sekolah. Akhirnya, tak ada yang menduga. Freya bisa dengan nyaman mengikuti kegiatan keputrian.

Murid laki-laki sudah selesai dari sembahyang Jumat. Tentu saja setelah itu para murid ke gelanggang olahrga sekolah yang sekalian dijadikan sebagai aula kegiatan pentas seni. Biasanya tempat tersebut dijadikan gelanggang bermain basket dan fustal, terdapat pula tribun yang memungkinkan para murid untuk menonton pertandingan dengan nyaman. Sementara seluruh murid tengah digiring ke sana, anggota club Yatta masih bertahan di ruangan club untuk persiapan. Raka sudah meminta izin ke panitia untuk memberikan mereka panggung di akhir-akhir waktu pentas seni.

“Kayanya Raka harus keluar dulu, deh. Freya biar ganti kostum. Merias wajah butuh waktu juga,” ucap Zeta sembari membuka kotak riasannya.

“Hmm ... padahal gue mau lihat.”

Karin langsung melempar Raka dengan spidol. “Mau lihat apa?”

“Ya, gue mau lihat proses make up. Hahah ....”

Tawa kecil Freya terdengar berkat candaan receh dari Raka. Pria itu terlihat lucu dengan kostum karakter Subaru yang sederhana. Beliau hanya menggunakan celana hitam dan jaket bermotif jingga-hitam. Rambutnya berganti dengan wig acak-acakan, seperti rambut Subaru dalam anime aslinya. Tak perlu rasanya Raka dihias, menurut Zeta ia sudah cocok seperti itu.

Tangan Karin menarik paksa Raka untuk keluar. “Ayo keluar ... jangan ganggu mereka!”

“Iya ... iya ... jangan tarik gue.” Sebelum menutup pintu, Raka mencuatkan kepala sebentar. “Jadikan Freya secantik mungkin, Zeta!”

Zeta membantu Freya untuk melepas baju. Ia sudah pasti paham dengan segala hal mengenai merias diri, meskipun Zeta sama sekali tidak pernah merias diri ketika ke sekolah. Semaksimalnya, Zeta hanya mengenakan pewarna bibir tipis dan bedak bayi. Namun, untuk merias orang lain, dirinya yang paling ahli.

“Tubuh lo bagus. Lo diet dan olahraga?” tanya Zeta.

Seluru pakaian Freya sudah terlepas. Ia menutup dadanya dengan tangan. Mengenai pertanyaan tersebut, Freya menggeleng. “Apa itu diet? Gue masih suka makan tengah malam.”

Tangan Zeta melilitkan korset di pinggang Freya perlahan. Napas Freya sedikit tertahan karena itu. Ia sama sekali tidak pernah mengenakan korset sebelumnya.

Lihat selengkapnya