Bagaimana bisa seseorang pria sebegitu berani meminta nomor handphone miliknya? Bahkan, mereka hanya baru bertemu dua kali, itu hanya berupa pertemuan singkat tanpa percakapan yang jelas maksudnya. Sekeras apa pun Freya menyebut pria itu aneh, tetap saja ia memberikan ID LINE yang biasa ia pakai. Bersaranglah bunyi pesan singkat yang dikirim oleh Kak Adit tatkala malam menjemput. Bergulung seketika handphone Freya di atas ranjang karena takut melihat isi pesan itu.
Entah apa yang ditakutkan oleh Freya. Pria itu hanya mengucapkan kata 'selamat malam', tetapi Freya malu sekali. Baru kal ini ada seseorang pria ingin berkenalan dengannya lalu mengirimkan pesan chat kepadanya. Mungkin saja karena Freya tidak terlalu terbiasa dengan situasi ini. Oleh karena itu, Freya menghubungi Lani untuk bercerita.
“Gue dimintain ID LINE sama senior!” tegas Freya di balik sambungan panggilan.
“Senior yang mana?” tanya Lani.
“Kak Adit ... itu loh senior galak yang dulu. Malam ini dia nge-chat gue!”
“Ih ... lebay banget sih lo! Ya sudah, balas aja sana chat dia. Malah ngadu sama gue,” balas Lani dengan kesal.
“Gue harus ngapain, nih? Kayanya gue lagi dideketin, deh.”
“Freya ... enggak dideketin lo ngeluh. Sekarang giliran ada cowok ganteng yang ngedeketin, lo malah ngeluh. Mau lo apa, sih?” Lani diam sesaat.
Karena merasa tidak ada jawaban dari Freya, ia pun kembali berbicara.