Begitulah kisah cinta Freya yang berakhir buntu tanpa cahaya, tanpa cita-cita yang bisa diraih. Harapannya pada Raka sudah pupus karena tanpa sepengatahuan Freya, pria itu sudah memiliki seseorang yang disimpan di dalam hati. Sedangkan harapannya pada Arion untuk bisa melupakan pria itu, tak bisa diterima oleh akal. Mungkin saja perkataannya hari itu bukanlah berasal dari akal sehatnya, melainkan dari hati yang sedang tidak baik-baik saja. Penolakan itu wajar adanya dan Arion pantas mengatakannya pada Freya. Ia tetap akan menjadi teman Arion karena sudah ada dari janji mereka sejak awal. Mereka tidak akan saling jatuh cinta karena masing-masing hati telah terlebih dahulu mengukir sepenggal nama. Hanya saja, nama itu perlu dihapus sesegera mungkin, bukan dengan cara membuat sebuah hubungan palsu. Butuh waktu untuk pembiasaan hingga semua hal berjalan seperti sedia kala.
Dinamika Club Yatta berjalan seperti biasa, padahal ada hal yang disembunyikan di dalam sana. Hanya mereka berdua yang tahu mengenai hubungan Karin dan Raka. Tidak pula ingin bagi mereka untuk mengungkap rahasia itu. Cukuplah momen malam yang mencengangkan itu menjadi rahasia hingga waktu yang mengungkapnya sendiri. Jika Raka dan Karin merahasiakan, sudah berarti hal itu tidak boleh diberitahukan siapa pun, termasuk oleh Freya dan Arion. Arion pun ingin berhenti membahas mengenai hubungan mereka berdua itu. Biarlah waktu berjalan seperti biasa tanpa tekanan yang harus dipikirkan.
Freya tetap bersikap biasa di ruangan club. Zeta masih aktif menulis di sana sembari mendengar perdebatan Karin dan Raka. Arion masih menjadi Arion yang pendiam, tanpa suara, dan hanya duduk sembari memerhatikan tanpa tanggapan. Hanya Freya yang mengajaknya sesekali berbicara. Selain itu, tidak ada ditampakkan sikap curiga itu. Arion dan Raka tetap profesional melanjutkan proses penggambaran komik. Mereka harus menyelesaikan tugas itu agar bisa memenangkan kontes. Cita-cita mereka sama, yaitu komik yang dibukukan dan dibaca oleh orang banyak. Tentu saja untuk mendapatkan itu harus menoreh peringkat pertama di dalam kejuaraan.
“Lo lebih ceria akhir-akhir ini, kenapa?” tanya Lani ketika mereka melangkah ke kantin.
Sebenarnya, bukan hati Freya yang sedang ceria, hanya saja ia berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihan. Sudah pasti sedih bila cinta itu sudah ditutup paksa karena keadaan yang peling. Namun, ia tidak bisa terus menerus untuk merasa rapuh kepada setiap orang. Seperti yang dikatakan oleh Arion, bersikaplah seperti biasa saja sampai orang tahu bahwasanya kita tidak ada masalah. Lebih baik menunjukkan kebahagiaan palsu, daripada terus mengeluh kepada realita.
“Gue sedih lo curiga, gue bahagia lo juga curiga. Mau lo apa sih, Lani?” balas Freya dengan nada bercanda.
“Hmm ... ya, gue sebagai teman lo harus tahu. Bisa jadi lo lagi dapet sesuatu sehingga kelihatan curiga.”
“Enggak, gue hanya pengen kelihatan ceria. Itu enggak salah, kan?”