Anantara Rasa

JAI
Chapter #58

57. Menghentikan Rasa



Sentuh tangan Arion tidak ingin dilepas. Rasanya nyaman ia berikan pagi ini dengan berbicara mengenai awalan pagi yang dimulai. Semotor berdua seperti harmoni lembut biola yang bernaung di sebuah orkestra, setiap detik begitu berharga dan bermakna. Ia layaknya seperti gadis-gadis di sekolah, di kala seorang kekasih turun berdua di parkiran. Setelah sebelumnya ia selalu iri dengan melihat di atas sepeda, kini ia berharap tidak membuat orang lain iri dengan romantisme yang sedang mereka bawakan.

Mungkin saja orang bertanya-tanya mengapa bisa seorang Freya turun di motor Arion. Arion bukanlah orang yang selalu membawa kendaraan. Pria itu selalu berjalan kaki dari bus ke bus. Namun, ia setidaknya ingin memulai hubungan mereka dengan yang lain. Mungkin saja perasaan cinta belum mendasari, tetapi Freya tetaplah pacarnya sendiri. Arion menghargai hal itu dan akan memperlakukan Freya seperti kekasih sesungguhnya. Ia tidak bisa melepas fakta bahwasanya Freya akan mengisi hari-harinya nanti. Di kala sedih melanda, ia akan selalu bercerita. Tatkala bahagia menghampiri, ia ingin berbagi. Kenyamanan itu di atas rasa cinta dan suka.

Tangan mereka terlepas tatkala berpisah di belokan koridor. Senyum Arion memerahkan wajah Freya. Beginikah rasanya memiliki seorang pacar? Penuh rasa kagum dan dada yang berdebar setiap kali belaian tangan dan senyumnya yang menawan. Ia pun merasa beruntung, ada banyak orang yang menyukai Arion, tetapi kandas begitu saja dengan sikap Arion yang dingin. Namun, dirinya diizinkan pria itu untuk menjadi seorang kekasih. Freya tinggal menunggu rasa itu datang hingga hubungan ini parpurna adanya.

Langkah Freya terhenti di depan pintu kelas. Raka menunggunya di sana, menatap Freya sejak dari kejauhan. Setiap kali ia memandang Raka akhir-akhir ini, tidak lain merupakan tatapan patah hati. Ia ingin menjauh dari pria itu, setidaknya masih menganggap Raka sebagai teman sekelas, ketua club, tidak lebih dari itu.

“Gue pengen masuk ....” Freya melewati Raka.

Tanpa diduga, Raka menahan tangan Freya. “Lo pergi sama Arion?”

“Iya, dia jemput gue pagi-pagi. Emangnya ada apa?” Freya segera melepaskan tangan Raka.

Lihat selengkapnya