Anatomi Mimpi

Ariya Gesang
Chapter #7

Labirin

“Semalam lo mimpi apa, Kak? Kok ngomong kayak mau mati gitu?” tanya Yui pada Friska. Malam ini keduanya kembali duduk di sofa ruang tamu seperti biasa. Friska sengaja menjaga jarak lebih jauh dari Yui—empat pantat, karena takut air liurnya melompat dan menularkan penyakit pada adiknya itu.

“Hah? Mau mati gimana?”

“Bentar, gue inget-inget,” jawab Yui seraya menatap ternit di atasnya. “Apa yang bakal terjadi kalau di dunia ini aku mati?” Yui kembali menatap Friska. “Lo tanya kayak gitu semalam.”

Friska pun ingat tentang kalimat itu, kalimat yang ditanyakannya tanpa berharap mendapat jawaban dari siapa pun. “Mimpi yang kemarin gue ceritain, Dek.”

“Yang lo di perempatan itu?”

“Iya, semalam mimpinya berlanjut. Aneh nggak, sih?”

Yui pun melotot. “Serius berlanjut? Lo diapain sama polisi-polisi itu, Kak?”

“Nggak diapa-apain. Gue juga nggak nyangka bakalan dilanjut mimpinya. Gue dibawa ke markas gitu, intinya gue jadi bagian penting dari dunia mereka. Gue ….”

“Markas apa?”

“Rumah kolonial gitu, tapi penghuninya bukan polisi biasa. Mereka punya kekuatan super buat nangkapin orang-orang yang juga punya kekuatan super.”

“Jadi, di mimpi lo banyak orang yang punya kekuatan super gitu, ya?”

“Iya, gitu. Ada satu orang berkekuatan super yang jadi buronan. Dia pembunuh berantai, bunuh gadis-gadis gitu. Katanya sih biar makin sakti. Dia pakai jubah item-item, dipanggilnya juga Jubah.”

“Oh, yang sebelumnya lo lihat di papan depan Carrefour itu, ya?”

“Iya, betul. Nah, semalam gue baru aja tanda tangan kontrak jadi bagian Garuda Mistik. Garuda Mistik itu nama pasukan yang bertugas khusus menangkap orang-orang berkekuatan super.”

“Idih, keren banget lo, Kak! Terus, emangnya lo juga punya kekuatan super?”

“Belom, Dek. Makanya orang-orang di Garuda Mistik tuh mau latih gue biar punya kekuatan super.”

“Telekinesis, lah! Selama ini lo kan halu bisa gerak-gerakkin benda gitu.”

“Ya penginnya, sih. Cuma orang yang harus gue lawan ini ngeri, Dek. Dia bisa ngendaliin waktu.”

Lihat selengkapnya