Anatomi Mimpi

Ariya Gesang
Chapter #27

Makan Malam

“Gue bisa pakai kekuatan!” seru Friska, wanita itu menatap Yui dan Edo. “A-aku udah bisa, Do!” Ia langsung memeluk Yui dan merasakan kelegaan yang luar biasa. Saat ini Edo sudah membawanya kembali ke dalam perpustakan. Ada Bardi yang duduk di sofa memperhatikan Friska. 

“Gue panik banget, Dek!” lanjut Friska seraya melepas pelukan. “Tadi ada Jubah di sebelah lo, tapi gue berhasil jauhin dia dari lo. Gue nggak mau lo mati.”

“Ya Allah, Kak,” kata Yui. Gadis itu memegang erat kedua lengan Friska. “Pantes gerakan lo aneh banget, kayak film yang dipercepat gitu, tiba-tiba udah balik badan liatin gue.”

“Oke, aku tinggalin kalian di sini sama Bardi,” ujar Edo. “Aku mau bantu polisi nangkap Jubah.” Pria itu kembali menuju ke portal segitiga.

“Aku ikut, Do!”

Edo berhenti di ambang portal dan menatap Friska, pria itu tampak mempertimbangkannya untuk tiga detik. “Nggak, belum waktunya. Sebentar lagi, Friska. Jangan sampai kamu mati sekarang.” Ia pun masuk ke dalam portal segitiga dan menutupnya.

***


“Jadi, ini markas Garuda Mistik?” tanya Yui, gadis itu berdiri menghadap rak buku dan memperhatikan satu per satu buku yang terpajang. 

“Alternatif,” jawab Bardi. Pria itu duduk bersama kucing oranyenya di pinggir jendela, memandangi hutan pinus yang menampakkan kedinginan.

“Aku bisa bantu Edo, aku tadi beneran bisa nyerang Jubah.” Friska Akasia duduk di sofa, memperhatikan kedua telapak tangannya yang mengobarkan aura putih. Kobarannya tampak lebih ekstrem, bergerak cepat tidak setenang biasanya.

“Kalau Edo bilang belum, berarti belum,” tutur Bardi. “Edo bisa melihat kilasan masa depan. Kalu dia bilang kamu mati, berarti saat kini kamu bisa mati kalau memaksakan diri melawan Jubah.”

Lihat selengkapnya