Andai Kisah ini Tiba di Mejamu

Serasa Sarasa
Chapter #8

Pada Malam yang Lelap

Tengah malam sudah dekat, sementara aku masih terjaga dengan kesibukanku, mengetukkan jari-jemari di atas keyboard. Meski sudah sangat sepi, aku tidak merasa sendirian. Di luar jendela, bulan purnama yang bersinar terang untuk menemaniku.

Hari ini aku cukup senggang, selain kuliah pagi, tidak ada lagi tugas yang mengharuskanku untuk sibuk malam ini. Aku memanfaatkannya untuk menyusun draf novelku sebanyak yang aku bisa supaya nanti tidak bertabrakan dengan kesibukan ulangan akhir semester yang akan segera tiba. Namun, meski kalimat demi kalimat mulai terbentuk, pikiranku terus terusik oleh ingatan pertemuan dengan pria paruh baya tempo hari.

Aku berhenti mengetik, menyegarkan ide dengan memandang keluar jendela. Cahaya bulan di antara langit gelap terlihat mencolok. Selalu ada sesuatu yang menenangkan dari pemandangan itu, seakan bulan menjadi saksi bisu dari segala kebimbanganku. 

“Apa yang akan terjadi jika aku benar-benar mengungkapkan perasaanku kepadanya? Akankah semuanya berubah?” 

Masih pertanyaan yang sama yang kubisikkan pada bulan di langit, meski aku tahu, tak ada jawaban pasti yang bisa kutemukan. Namun, dalam hati, aku tahu bahwa apapun yang aku dapatkan, semuanya akan berubah. 

“Ya, confess aja. Nanti juga kamu tahu sendiri apa jawabannya,” decakku, menasihati diriku sendiri, seolah keberanian bisa hadir dalam sekedip mata.

Sudahlah, aku seharusnya melanjutkan draf novelku selagi belum terlalu banyak tugas!

Lihat selengkapnya