Andai Kisah ini Tiba di Mejamu

Serasa Sarasa
Chapter #43

Di Balik Sedu Sedan yang Menggunung

Mei, 2018

Aku mengambil alih laptop di meja Mora. Perempuan itu menjerit frustrasi karena ia tidak bisa menyelesaikan editing videonya untuk tugas yang akan dikumpulkan besok pagi. Karena aku tidak tega, aku menawarkan diri untuk membantu tanpa memberi jaminan hasil videonya akan sesuai dengan ekspektasinya.

“Kamu semangat ngeditnya ya, Er. Aku sama Jalila ke kantin dulu,” cengir Mora sebelum meninggalkanku dengan beban tugasnya. 

Aku masih jauh dari kata jago untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ini. Kembali ke pertama kali aku bimbang untuk gabung Focus karena aku merasa tidak punya bakat, sekarang pun sama, aku masih tidak berbakat. Tetapi bedanya, aku sudah sering belajar sedikit-sedikit tentang fotografi, videografi, dan proses editingnya. Jadi, aku bisalah untuk sedikit-sedikit membantu temanku.

“Er, udah ngerjain akuntansi belum?” Kevin datang dan langsung mengambil tempat untuk duduk di sebelahku. “Aku mau nyontek, dong, hehe.”

Aku menunjuk ke arah laci meja. “Ambil aja.”

“Oke!” 

Lalu, tidak lama kemudian Aura mendekatiku dan berujar hal yang sama. “Aku mau liat juga, Er!” Aku mengangguk dan membiarkan mereka berdua mengerubungi mejaku untuk mengerjakan PR.

“Kalian kemaren tuh ikut ke acara perpisahan kelas dua belas, ya?” Perhatianku teralihkan dengan pertanyaan Aura. Aku mencoba menerka-nerka arah obrolannya akan ke mana. 

“Nggak mungkin nggak ikut, aku kan nge-job,” jawab Kevin. Dia malah asik memakan snack-nya dan tidak segera mengerjakan tugas. “Ertha tampil nari, ya, kan, Er?”

Aku mengangguk. “Kamu kenapa nggak datang, Ra?” tanyaku basa-basi. Biasanya Aura adalah orang yang tidak mungkin melewatkan kesempatan untuk melihat Indra. Bahkan, biasanya dia yang akan cerita panjang lebar soal pertemuannya dengan Indra; di mana dan lagi apa. Tetapi tumben kemarin aku tidak melihatnya ada di sana.

“Lho, emang boleh? Bukannya yang boleh datang cuma anak-anak OSIS aja sama yang dapat tugas doang?”

“Nggak. Kata siapa? Selain OSIS, Focus, Kesenian Daerah, banyak banget yang ikut, mereka jadi bagian dari ROAR.”

“Sial, aku kelewat dong!” keluhnya.

“Iya. Sayang banget, Ra, kamu ngga ikut,” ujarku ikut sedih. Sebab aku yang bisa datang pun masih merasa menyesal.

“Ho’oh. Kalo aku jadi kamu, aku nyesel sih nggak bisa ngeliat Indra terakhir kali sebelum lulus,” tambah Kevin. 

Lihat selengkapnya