Segala sesuatu harus bisa menyatukan jiwa dan raga baik manusia dan makhluk ciptaan lainnya
***
Klub berakhir, dan Rei yang tadi sempat mengalami kejadian tidak mengenakan hanya bisa melihat di pinggir kolam. Tampak ketiga temannya sedang asik latihan, Rei hanya menghela napas. Dirinya baru saja sehari latihan sudah merepotkan banyak orang.
Sambil menunggu teman-temannya berganti baju, Rei melangkahkan kakinya menuju sebuah tempat yang mungkin jarang di lewati orang-orang. Gerbang belakang terbuka lebar dan menampilkan hamparan sawah yang di sampingnya ada sebuah kandang kuda plus lapangan lajuan nya.
"Baru tahu ada tempat seperti ini di sekolah ini,"
Rei melihat di pinggir area laju, terlihat ekstrakulikuler pacuan kuda telah bersiap memulai latihan. Suara pistol mulai terdengar dan langkah kaki kuda berlari saat gerbang terbuka, Rei sangat takjup melihat aksi itu. Semua atlet pacuan kuda rata-rata cowok namun ada satu cewek menarik perhatiannya bahkan mereka beradu tatap satu sama lain.
Latihan pun berakhir dengan satu kali putaran. Semua para Joki--- nama panggilan buat para penunggang kuda turun, dan sosok yang tadi sempat beradu tatap dengan Rei berjalan mendekatinya.
"Lama gak bertemu," sapa nya.
Rei terkejut tidak main melihat sosok itu menjalan mendekatinya.
"Sekarang lo terlihat lebih energik ya, di bandingkan dulu," ucapnya.
"Hah! Itu," kagetnya.
Namun tiba-tiba cewek itu mendekat dan langsung menampar pipi serta hampir menendang alat vital milik Rei, namun keburu di tahan dan Rei melindungi bagiannya.
Jeritan kesakitan terdengar disana, namun tidak berlangsung lama. Rei langsung mengusap pipinya yang merah itu. "Kenapa tiba-tiba lo mendadak---"
"Ternyata gosip itu benar,"
"Gosip?"
"Lo amnesia karena kecelakaan waktu itu,"
"Benar banget, gara-gara tamparan dan hampir menendang anu gue membuat jantung gue deg-degan," ucap Rei terlihat gelisah.
"Lo gak ingat gue?"
"Enggak. Emang siapa lo?"
Cewek itu menghela napasnya "Kenalin nama gue Chelsea Sukma Maladewi panggil gue Chelsea,"