"Neng Andin bukan gadis biasa-biasa saja, memiliki kesempatan untuk mendapatkan pria yang setara, tidak sepantasnya Anto mendampingi Neng, Tapi soal pengabdian sama Neng Andin, Anto rela melakukan apa saja terhadap junjungan Anto." Diam sejenak.
"Yang Anto lakukan terhadap Neng Andin, merupakan kewajiban sebagai seorang bawahan. Tidak perlu dianggap sebagai hal yang luar biasa."
"Andin menghargai pendapat Mas, mungkin Andin yang terlalu berlebihan. Andin hanya bisa mendoakan semoga Mas, dengan Siska, tetap langeng sampai ke pelaminan nantinya." Berkaca kedua mata Andin.
"Andin merasa berhutang budi banyak dengan Mas, bagaimana cara Andin membalasnya?"
"Pengabdian itu tidak menuntut upah, nanti akan datang dengan sendirinya.
Neng Andin tidak perlu merisaukannya, Kehadiran Neng Andin, sudah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan Anto. Merupakan anugerah yang luar biasa, Tuhan berikan."
Andin merasa terharu, tidak menyangka Anto memiliki pandangan hidup yang begitu mulia. Meskipun menyakitkan, Andin harus merelakannya.
"Siska beruntung mendapatkan Mas. Tadinya Andin berharap, Mas, dapat menjadi tempat berlabuh untuk Andin. Tapi Andin sadar, meskipun itu menyakitkan. Siska lebih berhak mendapatkan, Mas." Tidak terasa butiran air mata jatuh perlahan.
"Andin memutuskan akan kembali lagi ke luar negeri. Andin ingin menghapus semua kenangan buruk. Tapi biar bagaimanapun, Andin tidak akan bisa melupakan, Mas. Doakan Andin bisa melewatinya, Mas."
"Anto bisa memahami keputusan Neng Andin, berharap suasana di sana berangsur dapat menghapus kenangan pahit Neng Andin rasakan.
Jujur saja, sebagian raga Neng Andin, sudah tertanam dalam hati. Anto berjanji akan tetap terus menjaganya.
"Terimakasih, Mas. Maafkan Andin juga, belakangan ini Andin telah mengacuhkan Mas."
"Tidak ada yang perlu dipersalahkan, Kapan berangkat kesana, lagi?"
"Masih ada yang harus Andin selesaikan. Kemaren Pak Jatmiko, menghubungi Andin.
Persidangan pelaku Arphan, akan dipercepat. Andin dimintakan untuk menjadi saksi. Nanti Mas temani Andin, ya?"
"Pak Jatmiko juga sudah menghubungi Anto, kita berdua nanti akan menjadi saksi kunci."
"Sampaikan salam Andin untuk Siska, boleh Andin minta nomernya Siska, Mas?"
"Boleh, saja," Anto memberikan nomer Siska. " Nanti akan Anto sampaikan salam dari Neng Andin."
"Terimakasih Mas. O, ya, kapan Mas, trainingnya?"
"Mungkin dalam minggu ini."
"Semoga sukses nantinya, Andin doakan."
"Anto tidak tahu bagaimana harus berterima kasih dengan keluarga Neng Andin."
"Seperti Mas bilang, pengabdian itu tidak menuntut upah, tapi akan datang dengan sendirinya. Ini merupakan upah yang pantas atas pengabdian Mas, tanpa pamrih selama ini."
Perseteruan keduanya berakhir dengan saling pengertian, tidak saling menyalahkan satu sama lain.
Setelah sampai di rumah Andin membalas surat dari Siska, melalui pesan WhatsApp.
Dear, Dik Siska,
Andin sudah menerima surat dari Dik Siska. Andin memahami maksud dari surat Dik Siska.
Maaf, Andin sama sekali tidak tahu sebelumnya, kalau Dik Siska ini merupakan calon istri dari Mas Anto.
Pada awalnya Andin mengira, Dik Siska ini karabatnya Mas Anto sendiri. Surat Dik Siska kirim sudah menjawab semuanya.
Andin tidak akan menganggu Mas Anto lagi. Dik Siska lebih pantas mendapatkannya.
Jaga baik-baik Mas Anto. Andin doakan hubungan kalian berdua tetap terjaga sampai di ujung pelaminan nanti.
Beberapa hari lagi Andin akan kembali ke luar negeri untuk dapat meneruskan kuliah, sempat terhambat beberapa lama.
Sekembalinya nanti, berharap dapat bertemu dengan Dik Siska
Salam kenal dari Saya,
Andin Nabila
****
Sekejap pesan itu sudah terkirim. Membaca pesan itu Siska menangis terharu, tidak menyangka Andin akan bersikap seperti ini. Ternyata di luar dugaanya semula terhadap Andin.
Pada waktunya nanti, Siska akan meminta maaf langsung kepada Andin. Hal ini disampaikan kepada Anto. Tapi niat itu tidak kesampaian, Andin sudah keburu berangkat ke luar negeri.
"Mas, barusan Siska mendapat pesan dari Mbak Andin. Mas, yang kasih nomernya, ya? Coba baca pesannya ini, Mas." Sambil memberikan ponselnya kepada Anto.
Setelah membaca Anto ikutan terharu juga.