Kepak Sayap Andromeda

Aulia Mumtaza
Chapter #4

Jika memang cinta katakan saja !

Desember 2011

POV Andra

Hari sabtu pagi ini terasa begitu berbeda bagiku, ruang utama seminar GSG kali ini seolah-olah menjadi panggung pengadilan untukku, suara riuh mahasiswa memenuhi segenap penjuru ruanagan, sesekali sorak-sorai yel-yel fakultas dan tepuk tangan membahana ketika pertemuan akhir tahun ini dibuka oleh MC, beginilah suasana kongres mahasiswa yang dihadiri oleh seluruh lembaga mahasiswa mulai dari tingkat fakultas hingga unit kegiatan mahasiswa universitas, semua tumpah ruah menjadi satu, membahana dalam ruangan dengan lantai berundak-undak seperti panggung teater ini, smentara Mc masih membawakan acara dengan segala tata tertib yang harus dipatuhi, sambutan birokrasi dan rangkaian urutan acara lainnya, aku masih terduduk disalah satu bagian ruangan disebelah panggung utama. Duduk termenung menatap kosong kedepan, sementara disekitarku panitia kongres tampak sibuk kesana kemari dengan segala kesibukannya masing-masing. Para Menteri kabinet mahasiswa yang kubentuk setahun ini juga tampak memenuhi barisan depan tempat duduk bersama dengan ketua-ketua lembaga mahasiswa yang lain, aku memang sengaja mencari momen sendiri kali ini, sekedar mencari penghayatan sebelum aku benar-benar menuntaskan tugasku di lembaga eksekutif mahasiswa ini, masih teringat jelas pemilihan raya universitas yang berlangsung dua minggu lalu,seperti menjadi gong penutup tugas-tugasku yang akan disidangkan pagi ini, “akhirnya sebentar lagi selesai juga” ujarku pelan.

Sementara itu terdengar suara langkah sepatu mendekat ke ruangan yang aku tempati, dan muncullah mahasiswa berjas almamater yang dilengan kanannya dipenuhi emblem lembaga mahasiswa dan lengan kiri dihiasi bendera merah putih dan bendera Palestina, mengenakan celana bahan warna hitam dan tas punggung eiger kesukaannya ia bersandar didepan pintu ruangan yang aku tempati,

“ masih senang menikmati kesendirian kau disaat seperti ini ?” katanya nyaring padaku, “harusnya kau juga duduk didepan sana disamping birokrasi kampus dan mendampingi kawan-kawanmu itu, malah disini “

“ terkadang sendiri itu memang memberikan ketenangan, lagian disana juga sudah ada wapres dan ketua senat, toh aku nanti juga harus muncul juga didepan kalian semua, Cuma ingin sedikit merenungi apa yang selama ini terjadi, selama satu tahun ini “ jawabku sambil menatap langit-langit ruangan. Sementara dari ruang utama kudengar pembantu rektor bidang kemahasiswaan telah selesai menyampaikan sambutannya dan membuka kongres mahasiswa kali ini.

Saiful, pemuda itu berjalan mendekat padaku, sosok ketua Lembaga Dakwah Kampus yang baru saja menyelesaikan pergantian kepemimpinan dilembaga yang dipimpinnya minggu kemarin itu, mengambil kursi dan duduk berhadapan denganku.

“Kau sendiri apa yang akan kau lakukan setelah ini ? bukankah muktamar LDK juga sudah selesai? Tanyaku pada saiful.

“ yah pinginnya sih segera menyelesaikan skripsiku, target bulan depan sudah seminar hasil dan menyusul sidang skripsi, biar segera wisuda, sudah ditunggu di rumah “ katanya sambil tersenyum kecil padaku.

“ wah enak kau skripsi sudah mau kelar, aku masih harus nambah banyak data pendukung lagi, tau nih kelar nggak semester depan, semoga aja bisa..” kataku sambil mendesah pelan.

“ gimana rencana setelah lulus ? masih mau diSemarang menekuni bisnis EO dengan kelompok wirausahaamu itu atau jadi mengambil tawaran kerja di pertambangan batubara di Kalimantan ?” Saiful masih menanyaiku.

“entahlah..yang jelas aku masih ingin menikmati statusku sebagai mahasiswa selama beberapa bulan kedepan, masih ingin menuntaskan segala mimpi-mimpiku..ciee” kataku setengah bercanda

Saiful kembali hanya tersenyum mendengar jawabanku.

“eh proposalmu gimana dah beres?” kataku selidik penuh canda, obrolan liar semester tua kayak gini emang kadang berkembang kemana-mana.

“proposal yang mana nih? Udahlah lagi males ngomongin, bayangin aja tiga proposal belum selesai kukerjain selama setahun” katanya sambil mengacungkan tiga jarinya ke depanku.

“haa..haa. kau sih terlalu banyak teoritis, katanya mau wirausaha, nggak dikerjain, katanya juga mau lanjut S-2 masih bingung nyari beasiswa, katanya mau menyempurnakan separuh agama segera setelah lulus, tapi nggak pernah serius juga ngomong ke ustadz biar dicariin calonnya..ah omong doang” kataku dengan muka sadis padanya.

“ Ah biarin., hidup itu pilihan bro! yang pasti sekarang targetku mesti lulus dulu, baru action ke yang lain, ngomong-ngomong kau sendiri juga Cuma omong doang, nggak pernah berani ngapa-ngapain” kata saiful dengan sorot mata menyindir padaku. Aku tahu apa yang dimaksudnya, bagi kami yang sudah lama dalam satu kelompok ngaji dikampus sudah tahu tabiat masing-masing termasuk targetan setelah lulus yang dulu kami tuliskan bersama-sama bareng teman-teman sekelompok yang lain, termasuk pernyataan terakhirnya barusan.

Suara dari Mc diruangan utama menghentikan obrolan kami berdua,

“ ACARA SELANJUTNYA PIDATO LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO DIHADAPAN PESERTA KONGRES MAHASISWA, KITA SAMBUT SAUDARA ANDRA SOFYAN GUMILANG!

Mendengar namaku dipanggil akupun melangkah keluar,

“untukmu hanya satu pesanku, ndra! Bersegeralah !” kata saiful disebelahku menemani melangkah keluar.

Tepuk tangan riuh memenuhi ruangan, diwarnai beberapa sorakan entah sorakan marah,bangga atau yang lainnya aku tak peduli, aku melambaikan tanganku pada para hadirin sambil melangkah menuju mimbar dimana disana sudah terletak naskah pidato laporan pertanggung jawabanku sebagai presiden mahasiswa selama satu periode ini, aku juga tidak memperhatikan pesan saiful tadi. Perhatianku tertuju pada ribuan orang yang sekarang ada dihadapanku, yang semuanya menatapku dengan serius, walaupun sudah sering sekali dengan momen semacam ini namun kali ini terasa benar-benar berbeda, sambil pelan-pelan mengambil napas, kuucapkan,

“Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh ! Hidup Mahasiswa”

**************************************************************

Sementara itu di bagian lain kota Semarang, lebih tepatnya didaerah pesisir pantai kota Semarang pada saat yang bersamaan, diwilayah tambak lorok, sekumpulan organisasi mahasiswa ekstra kampus tengah melakukan kegiatan bakti sosial didaerah tersebut, tampak beberapa ikhwan dan akhwat yang tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing, ada yang menemani adik-adik kecil sedang lomba, sementara sebagian yang lain mengurusi sembako murah dan pengobatan gratis. Beberapa akhwat tengah sibuk membawa beberapa sembako menuju tenda stand.

“ Tari jangan lupa bawa plastik seperempat kiloan kesini “ teriak salah seorang akhwat berjaket merah pada salah seorang akhwat lain yang berada agak jauh darinya.

Lihat selengkapnya