Mei 2013
POV Saiful
Halte busway Harmoni tampak penuh sesak sore ini, penuh dengan orang-orang yang pulang kerja dari sekitaran Sudirman-Thamrin, langit mendung, dan suasana terasa dingin, mungkin akan turun hujan lebat lagi, padahal ini bulan Juni, mendadak aku teringat pelajaran ketika masih disekolah dulu, Juni harunya sudah masuk musim kemarau, tapi sepertinya sampai sekarang hujan masih kerap turun menyapa, resiko kebanjiran di Jakarta tetaplah mengintai warga ibu kota ini, lengkaplah sudah dengan kemacetan yang memang menjadi warna dari kota ini. Mungkin ini salah satu resiko dari pemanasan global. Aku melirik jam di tangan kiriku, menunjukkan 17.10, antrian di halte makin mengular. Aku masih saja bersabar diantara antrian jalur busway koridor 1 jurusan Kota-Blok M, desak-desakan mirip antrian sembako, lumrah terjadi ditempat semacam ini. Aku bergeser sejenak dari antrian, berniat menghirup udara sejenak, namun seorang bapak-bapak berusia paruh baya tiba-tiba saja mendorongku terdesak kembali ke himpitan antrian, Sial..!. Sebuah Busway gandeng koridor 1 akhirnya tiba, semua berdesak-desakan, aku yang memang bertubuh kecil ini tak kuasa melawan terdorong kedepan. Uhh..! giliran sudah sampai didepan pintu petugas busway bilang, "Dah penuh, ikut bus selanjutnya aja.."
"Eh itu masih muat, masih bisa masuk tuh.." seorang ibu-ibu berpakaian safari setengah berteriak protes.
Namun pintu busway tetap ditutup, sebagian warga yang dari antre menggerutu kesal, karena tidak bisa masuk. Busway pun lantas melaju, aku hanya bisa menghela nafas panjang, "Sabar-sabar..beginilah Jakarta"kataku dalam hati.
Aku juga tahu busway tadi sudah penuh sesak, dan tidak mungkin dipaksakan lagi, tapi mendengar gerutuan penumpang yang lain, aku jadi kesal, "Sabar dikit emang nggak bisa napa, toh..bentar lagi juga ada.."pikirku.
Akupun mendongak keatas mengamati langit yang tampak gelap, tetiba rintik hujan pun mulai turun, aku mundur sedikit kebelakang agar tidak basah, kuambil sapu tangan disaku dan mengusap mukaku yang sempat basah.
"Kalau hujan pas pulang kerja gini emang bikin susah ya ..? pasti bikin macet tambah parah" seorang Pekerja berusia kurang lebih 30 tahunan menyapaku
"Iya sih mas..tapi mau gimana lagi, kondisinya kan kayak gini..terima aja," balasku singkat
"Saya sih berharap sistem transportasi di Jakarta jadi lebih baik kedepan.. saya berharap Gubernur yang baru,bisa membenahi tata kota ini, saya sebagai pekerja eight to five, butuh ketepatan dan kenyamanan transportasi publik" ceritanya lagi.
Aku hanya menganggukkan kepala pertanda setuju dengan pendapatnya, walapun orang ini adalah orang kesekian kalinya yang menyampaikan keluhan serupa didepanku.
Tak lama kemudian, Busway yang ditunggu pun datang, akupun segera masuk mencari posisi yang paling nyaman, tak sampai satu menit, busway gandeng itu pun langsung penuh. Alhamdulillah, aku masih kebagian tempat duduk, lumayan bisa duduk setelah setengah jam berdiri di halte tadi.Sementara beberapa penumpang lain terpaksa berdiri. Pemuda tadi juga dapat tempat duduk disebelahku.
"Mas mau pulang kemana?" gantian aku yang bertanya
"Saya sih rumah di bekasi mas, nanti transit di dukuh atas, terus ganti rute busway yang lain, mau ada janjian sama temen dulu, mas sendiri mau balik kemana?"
"Saya sih tinggal di Tangsel mas, cuman ini mau ke Masjid Al Azhar dulu, ada janjian sama temen juga"
"Ohh.."komentarnya singkat, sebelum diam, tak melanjutkan obrolan.