Oktober 2011
POV Saiful
Malam belum berlalu lama ketika kunaiki kereta yang mengantarkanku menuju ibu kota negeri ini, menghadiri acara di kampus Universitas Indonesia. Aku menaiki gerbong ketiga dalam kereta api kelas ekonomi ini, dibaris tempat dudukku tidak begitu banyak penumpang, didepanku ada seorang ibu paruh baya yang juga turut berangkat bersama dari stasiun ternama di kota semarang ini. Ibu tadi kemudian menyapaku dan mengawali pembicaraan,
" mas mau ke jakarta ?" tanya ibu tadi
"iya bu, ibu sendiri mau ke jakarta juga? Balasku
"iya, ibu memang tinggal di jakarta, kemarin baru berkunjung ke tempat saudara di semarang sekalian bertemu anak yang memang belajar disemarang,"
" oh begitu ya bu". Cukup singkat jawabku, lantas aku terdiam sebentar
" Mas anak masjid ya?" ibu tadi melempar pertanyaan padaku
" maksudnya bu?"
" Mas dulu aktivis masjid? Soalnya kalau saya lihat dari penampilan adik seperti aktivis islam atau anak rohis kebanyakan,"
Aku menjawab dengan anggukan dan senyum kecil. " iya bu, ibu tahu aja," jawabku sambil tersenyum simpul.
"Iyalah lha penampilan adik kan mudah dikenali lagian anak ibu juga sejak SMA juga jadi aktivis rohis, ibu nggak melarang kok, sebab dia kan jadi lebih terselamatkan dari pergaulan negatif anak muda zaman sekarang dan alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan, adik masih kuliah?
" Iya bu, saya masih kuliah, oh ya bu dari tadi saya belum memperkenalkan nama, saya Saiful ," kataku sambil menyerahkan kartu namaku, kartu nama organisasi Rohis Universitas dimana aku menjadi ketuanya saat ini, siapa tahu bisa untuk koneksi nanti ke depan,
" oh makasih ya mas.. " kata ibu itu menerima pemberianku.
"Mas anak Undip juga tho.. , anak saya yang tadi saya ceritain kuliah diundip juga lho , " kata Ibu
" ini buat mas" ibu itu memberikan sebuah bingkisan kecil , berisikan sebuah pulpen, dari kemasan luarnya nampak sangat eksklusif dihiasi replika bunga melati berjumlah lima didalam bingkisan tadi, selain itu Ibu tadi juga bergantian memberikan kartu namanya, aku membaca nama yang tertulis disitu Rita Sulistiowati, SE, M.Akt
" nggak usah repot-repot bu" aku mencoba menolak dengan halus
" ambil aja, disitu juga ada alamat tempat kerja ibu di Jakarta kalau suatu saat adik sempat, coba sekali-kali main, itu oleh-oleh yang dibuatkan oleh anak ibu, dia memang punya usaha membuat suvenir bersama teman-teman kuliahnya, maunya dia sih suruh ngasihkan rekanan kerja ibu di Jakarta, tapi buat Mas satu nggak papa kok ibu masih punya banyak, lagian ibu yakin Mas bukan orang jahat jadi ambil saja sebagai hadiah"
" makasih ya bu" aku akhirnya menerima pemberian dari ibu tadi, baik juga ibu ini pikirku