Kepak Sayap Andromeda

Aulia Mumtaza
Chapter #9

Membedah Gulita

Mei 2013

POV Saiful

Aku melangkahkan kaki memasuki area kompleks masjid Al Azhar ini, sebuah Masjid yang cukup bersejarah di kawasan Jakarta, masjid yang didirikan oleh Buya Hamka ini merupakan salah satu sentra kegiatan keislaman di Kawasan Selatan Jakarta. Bertemu dengan suci tadi membuat ingatanku kembali ke beberapa hal semasa kampus dulu, Adzan Maghrib tepat berkumandang saat aku duduk di dekat tempat wudhu untuk melepas sepatu. Aku menarik nafas pelan, melepas sejenak beberapa penat,

Tiba tiba sebuah pesan WA masuk ke HP Androidku

“Bro.. gimana kabarnya” rupanya Andra yang menyapa, panjang umur nih anak barusan tadi diomongin

“baik.. kau sendiri gimana ndra..” balasku di WA

“Alhamdulillah sehat...” balas Andra

“Aku tadi sore ketemu Mas Haryanto..”

Deeg.. rasa keget itu langsung menyelimuti hatiku, Ya Mas Haryanto adalah salah satu seniorku yang boleh dibilang menghilang dari kampus, pesan dari Andra barusan membawaku ke sebuah memori di masa itu, saat-saat aku terakhir bertemu dengan Mas Haryanto sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan kampus dan memilih tidak melanjutkan kuliahnya.

April 2010

Pagi ini aku berjalan dengan langkah pasti menuju masjid kampus,memang disana setiap akhir pekan selalu diadakan kajian di pagi hari. Hari ini aku berharap untuk bisa bertemu dengan salah satu seniroku, tak lain adalah Mas Haryanto yang baru saja pulang kampung untuk menyelesaikan urusanya dengan orang tuanya. Sudah terhitung cukup lama untuk ukuran mahasiswa dia meninggalkan kami yang tengah padat-padatnya aktivitas di kampus. Tadi dia sempat mengabari lewat SMS bahwa dia sudah kembali ke Semarang

Aku pun memasuki pelataran masjid kampus dan kulihat disana sudah banyak orang yang menghadiri majelis ilmu ini, aku kemudian memasuki masjid dan bergabung dengan kawan-kawanku yang lain, namun belum kulihat temanku yang kunanti tadi, "kemana dia ya? kok belum ada disini ?" gumamku dalam hati, untuk menuntaskan rasa penaranku aku mencoba bertanya pada teman yang ada disebelahku yang merupakanku adik tingkat di fakultasku,

"Dek ,Lihat Mas Haryanto dah datang kesini ? tanyaku

" beliau ada disebelah sana mas Saiful, " katanya sambil menunjuk ke salah satu pojok bagian masjid.

"oh makasih ya dek" balasku

Aku kemudian sejenak meninggalkan tempat dudukku untuk menemui Mas Haryanto yang tengah duduk disalah satu bagian masjid , kulihat wajahnya agak murung, ada apa dengan dia pikirku.

" assalamu'alaikum !" aku mengucapkan salam padanya.

"wa'alaikum salam warrahmatullah " jawabnya ringan

" lama nggak ketemu kok sekali ketemu ente keliatan murung mas , lagi ada masalah apa? oh ya kabar keluarga dirumah gimana? " aku mencoba mengawali pembicaraan,

" Kabar keluarga baik " jawabnya singkat dengan pandangan kosong menatap kedepan seolah-olah ada hal berat yang tengah disembunyikan. Aku teringat pada perkataanya ramadhan kemarin yang merupakan juga alasannya pulang ke rumah menemui orang tuanya, sebuah upaya untuk meyakinkan orang tuanya dan juga beberapa orang yang lain terkait niat mulianya itu. Ia mengutarakan semua rencananya padaku, apa itu yang menjadi permasalahanya saat ini? aku hanya bertanya dalam hati.

" Hasilnya bagaimana ? " tanyaku penuh selidik, karena aku termasuk orang yang tahu proses yang tengah dilaluinya.

" Orang tua ane sebenarnya sudah sepakat dan memberikan restu, proses pengajuan juga sudah ane lakukan, tapi ternyata ada beberapa hal yang mengganjal...,"

kulihat dia seolah-olah berat ingin mengatakan sesuatu

"Ngobrolnya pindah ke dalam sekretariat aja akh, ada yang ingin ane sampaikan lebih lanjut, tapi kalau disampaikan disini nggak enak sama peserta kajian, Ayo !" ajaknya padaku.

Lihat selengkapnya