Kepak Sayap Andromeda

Aulia Mumtaza
Chapter #12

Tekad

Mei 2013

Heri tengah mencermati dengan serius berkas laporan hasil autopsi dari tim forensik, disebelahnya masih berdiri dokter yang bertugas melakukan autopsi tadi. Sorot Mata tajam Heri menunjukkan dia sedang dalam mode serius tingkat tinggi, kasus ini jelas menjadi tantangan buatnya untuk memecahkannya, atasannya di bagian reserse sudah meminta dia mengurust tuntas, berkaitan dengan hilangnya salah seorang anak pengusaha, tekanan bertubi-tubi datang dari publik ataupun relasi politik sang pengusaha.

“Jadi sudah bisa dipastikan bahwa Korban yang kita temukan ini adalah anak dari Rahmat Sundoro?” tanya Heri

“Betul, hasil pemeriksaan dan tes DNA dengan keluarga Rahmat Sundoro menunjukkan hasil demikian..” jawab dokter forensik itu

“Oke aku mesti nyerahin laporan ini ke Pak Johan sebentar lagi, sebelum dia membuat presscon dengan tim dari Polda.. tapi aku masih penasaran, apakah ada korban lain sebelumnya di wilayah hukum level Polda Metro dengan ciri mirip korban ini..?” tanya Heri lagi

“Saya belum bisa pastikan.. saya mesti baca rekap laporan lagi kalau mau cek di level Polda Metro, tapi kalau Depok saja, ini kasus yang pertama..” jawab dokter itu lagi.

“Oke saya tunggu kabar lebih lanjut ya Dok... saya permisi dulu...” kata Heri lalu berlalu pergi.

Pengalaman Heri menangani kasus Kejahatan Berat membuat intusisi terlatih untuk menganilisa kasus ini.

“Pelakunya ini orang terlatih dan berpengalaman... aksinya rapi.. aku curiga ini bukan yang pertama dan bukan jadi yang terakhir...” kata Heri dengan lirih

***************************************

Ardi dan Saiful tengah menyusuri lorong salah satu Gedung di FISIP UI, mereka berdua tengah menuju ruangan salah satu dosen kenalan dari Ardi. Di salah satu ruangan mereka berhenti sejenak, tertulis diatasnya ruangan sekretaris jurusan Sosiologi. Ardi pun mengetuk pelan sebelum membuka pintu ruangan itu.

“Ya masuk...” sebuah suara terdengar dari dalam ruangan.

Ardi pun melangkah masuk, “Sedang tidak sibuk bu dosen..?” sapa Ardi ramah.

Sementara Saiful mengikuti dengan pelan-pelan dibelakang Ardi.

“Ah biasa.. kerjaan tetep padet lah.. apalagi ketambahan tugas jadi sekretaris jurusan..” kata Dosen itu lagi sambil menatap Ardi dan Saiful dengan senyum ramah, “Silahkan duduk Di.. lama juga ya kita nggak bertemu.. kapan kita terakhir ketemuan..?”

“Aku juga tak ingat pastinya... mungkin sekitar tiga atau empat tahun lalu.. saat itu kan kau bilang sedang persiapan S3,..” kata Ardi sambil mengambilk posisi duduk di depan meja dosen itu, Ardi mengajak Saiful untuk duduk disebelahnya.

Saiful masih diam sambil mengikuti arahan dari Ardi, ada perasaan canggung buat dirinya ketika memasuki ruangan ini ini. Apalagi bertemu dengan sosok dosen ini, terlebih saat Ia membaca papan nama yang terletak didepan meja.

“Siapa temenmu ini Di..?” tanya dosen itu lagi

“Oh ya kenalin namanya Saiful, staff Litbang di kantorku, alumni Undip..” terang Ardi

“Oh.. yang sabar ya Mas jadi anak buahnya Ardi, dia emang orangnya agak arogan kadang... saya temen SMA nya dulu.. jadi paham lah..” kata Dosen itu masih dengan senyum ramah.

Saiful hanya membalas dengan senyum ramah, ingatannya masih berputar mencoba mengingat kembali kejadian dimasa lampau.

“Emm... apakah kita pernah bertemu sebelumnya Mas.. saya kok merasa familiar sama wajah anda ini..?” dosen itu bertanya lagi seolah membaca juga ekpresi Saiful

Lihat selengkapnya