AndroMega

Korona Noire
Chapter #3

Chapie 2 : Tyrant-X

Semua robot bekas yang aktif di sana semakin brutal merusak segala macam bangunan dan jalanan di area bawah, mereka juga tanpa ampun berusaha membunuh semua manusia yang ada. Rick dan Xeno memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang yang masih tersisa, membawa mereka lebih jauh ke tempat yang lebih aman.

“Hei, semuanya! Lewat sini!” Rick menunjukan jalan melewati gang tercepat untuk sampai ke pemukiman aman. Orang-orang di sana segera menuruti arahan Rick dan berbondong-bondong masuk ke dalam gang.

Saat Rick berusaha memberi arahan untuk menjauh ke tempat yang lebih aman, ia melihat seorang anak tidak bisa kabur karena kakinya terjepit runtuhan. Anak itu menangis keras saat salah satu robot besar melemparinya dengan pilar bangunan yang telah roboh. Jika tidak segera diselamatkan, maka anak itu akan mati dengan tubuh remuk.

“Anak itu—.”

Belum sempat Rick menghampiri, sosok Xeno melesat cepat mendatangi sang anak. Xeno segera memeluk sang anak di depan dan membiarkan tubuh besarnya ditimpa oleh pilar. Bukannya tertimpa, pilar tersebut malah hancur terkena tubuh Xeno. Xeno sendiri bahkan tidak merasakan apapun ketika pilar hancur menabrak tubuhnya.

“Adek tidak apa-apa, Pyo?” tanya Xeno dengan senyumannya, membuat sang anak terlihat lebih tenang sekarang.

Xeno menoleh, menatap tajam beberapa robot di dekat mereka. Hanya dengan satu tangan, Xeno melemparkan runtuhan bangunan yang menimpa kaki anak itu ke arah robot-robot. Beberapa robot itu langsung hancur ketika menimpa reruntuhan yang ia lempar.

Rick sempat khawatir dengan Xeno dan juga anak itu. Ia pun segera menghampiri mereka. “Kau tidak apa-apa, Xeno?”

“Xeno baik-baik saja, Pyo.”

Rick bernafas lega, ia sebenarnya tahu jika Xeno memiliki kekuatan fisik melebihi manusia biasa, tapi tetap saja ia cemas jika hal buruk seperti tadi terjadi pada Xeno. Semenyebalkan apapun Xeno, dia tetaplah sahabat seperjuangannya.

“Kau pergilah. Bawa anak itu ke tempat aman, dan arahkan beberapa warga yang masih tersisa menuju gang di sana.” Rick menunjuk ke arah gang yang dimaksud. “Itu satu-satunya jalan yang aman dari kejaran para robot.”

“Lalu, bagaimana dengan Rick, Pyo?”

Rick bergeming, menatap ragu pada rombongan robot yang jumlahnya tak terhingga tengah menghancurkan semua fasilitas yang ada di area bawah. Rick tidak pernah menghadapi situasi segenting ini. Dia memang sering berkelahi dengan berandalan di area bawah, tapi tidak dengan menghadapi mesin-mesin bekas bersenjata. Tanpa sadar tubuhnya gemetaran, dan keringat dingin mengucur di kening serta bagian tubuhnya.

Rick ragu. Sungguh ragu dengan tindakan apa yang akan ia ambil sekarang.

“Hei, Rickolous!”

Sejenak memori tentang masa kecilnya bersama sang ayah terlintas dalam pikirannya. Senyum menenangkan dari sang ayah selalu membuat Rick kecil merasa aman dan bahagia ketika di sisinya.

“Kau pernah bercita-cita ingin menjadi pahlawan super seperti yang ada di tv-tv itu, bukan? Kelak jika waktunya tiba, kau akan menjadi pahlawan baik yang dapat menolong siapapun dari kesulitan.”

Ia merogoh sesuatu dari saku jaketnya, memperhatikan benda tersebut. Sebuah gelang canggih bermotif merah futuristik dengan monitor sentuh kecil di tengah-tengahnya. Perlahan ia menggenggam erat gelang itu. Sebuah keberanian yang tumbuh dari dukungan ayahnya di masa lalu membuat keraguan yang menerpanya saat ini sirna.

“Kau bisa, Rickolous. Aku percaya padamu.”

“Aku akan menanganinya.”

Xeno terbelalak terkejut. Ia tak menyangka jika Rick akan mengambil keputusan untuk melawan semua robot rongsokan yang tak terhitung jumlahnya itu sendirian.

“Tapi, Rick—.”

“Pergilah!”

Karena tidak bisa membantah perintah Rick, Xeno segera menggendong anak tadi lalu berlari meninggalkan Rick menuju gang yang telah ditunjukkan.

Kini hanya tinggal dirinya sendirian bersama semua robot bekas, mereka menatapnya dengan lensa-lensa merah berkilat tajam. Semua robot terdiam, berhenti pada aktivitas mereka menghancurkan semua yang ada dan hanya fokus pada Rick seorang. Sinyal dari benda yang baru saja Rick aktifkan menjadi pusat perhatian mereka saat ini.

Rick memasang gelang itu di pergelangan tangan kanannya, menekan salah satu tombol kecil untuk mengaktifkan mode monitor hologram.

“Selamat datang, Pengguna AndroMega,” ucap suara audio di gelangnya, “Untuk mengaktifkan fitur persenjataan AndroMega, silakan sebutkan nama dari sandi persenjataan Anda.”

Menatap tajam ke arah para robot yang terlihat mulai bersiap dengan persenjataan mereka untuk menyerangnya, sejenak Rick teringat kembali akan masa kecilnya.

“Ayah, kira-kira aku bisa tidak jadi sekuat T-Rex? Dinosaurus jenis itu suka sekali menyerang mangsanya secara brutal. Grrraaauuuw!!!”

“Hahahaha…. Kau suka T-Rex setelah menonton chanel kemarin? Tentu. Jika kau berani, maka kau akan menjadi T-Rex yang dapat membantai mangsanya dengan ganas dan tanpa ampun.”

“Tyrant-X.”

“Akses : diterima.”

Rick mengulurkan kepalan tangan kanannya ke depan, butiran-butiran hologram bercahaya muncul di antara genggamannya, memanjang dan bercabang-cabang kecil menyerupai jalur sirkuit elektrik membentuk kerangka sebuah objek.

“Menunggu proses instal untuk pemakaian pertama.”

Lihat selengkapnya