Angin berhembus menembus lubang besar terbentuk di jalan atas ke area bawah, menerpa kulit mereka yang berkeringat karena terlalu banyak menggunakan stamina. Robot-robot rongsokan aktif dengan sendirinya tanpa sebab, bersiap-siap menyerang di hadapan mereka, menatap keempat pria itu dengan lensa-lensa merah mengkilat tajam.
“Bersiaplah.” Golden memberi aba-aba. “Lakukan, sekarang!!!”
Rick, Silver, dan Xeno segera melesat ke depan. Saat beberapa robot menembaki laser dan peluru, Golden menahan serangan mereka dengan perisai Magnolia. Xeno melemparkan runtuhan bangunan berukuran besar ke arah para robot dengan Rick di atas runtuhan tersebut. Sebelum runtuhan itu berhasil menimpa para robot, Rick segera melompat tinggi dari sana.
Runtuhan tadi berhasil mengenai beberapa robot hingga hancur, Rick juga mendarat dengan tombaknya, berhasil menusuk badan salah satu robot. Ia memukulkan badan robot yang tersangkut pada tombak ke arah robot lain yang hendak menyerang.
Di sisi lain, Silver berlari begitu cepat ke arah beberapa robot. Robot-robot itu menembaki Silver secara membabi buta, tapi mampu ia menghindari.
“Eterna!”
Butiran hologram dari gelang AndroMega miliknya muncul di kedua tangan, membentuk kerangka hologram, memadat menjadi sepasang pistol Blaster perak. Sambil terus berlari, Silver menembakan peluru Blaster Eterna lebih membabi buta lagi hingga tubuh-tubuh para robot hancur tak berbentuk. Ketika melihat Xeno hendak diserang dengan rudal oleh robot besar, Silver segera melesat menarik Xeno menghindar.
Rudal itupun meledak jauh di belakang mereka. Jika saja Silver tidak cepat, mungkin Xeno juga ikut meledak di sana.
“Kau tidak apa-apa, Myo?” tanya Silver memastikan.
“Xeno tidak apa-apa, Pyo,” jawab Xeno dengan senyum, “Terima kasih.”
Sejenak Silver memperhatikan kalung besi menyerupai kalung budak yang digunakan Xeno, sama seperti kalung yang saat ini ia pakai. Samar-samar, ada sesuatu menghantui pikirannya walau terasa tidak jelas.
Tentang rombongan anak di bawah umur yang dibawa paksa dengan rantai-rantai besi terikat di beberapa bagian tubuh mereka. Suara tangis, jeritan, dan perlawanan sia-sia menjadi hal yang muncul tanpa sebab di pikirannya.
“Bang Alven!”
“Kapten Silver, Pyo?”
Panggilan Xeno membuat lamunannya terhadap memori tidak jelas tadi segera sirna. Ia baru ingat jika saat ini mereka dalam keadaan genting.
“Sepertinya kau memerlukan senjata untuk digunakan, Myo.” Silver mulai merogoh sesuatu dari saku di balik mantel jubahnya.
“Eh? Itu….” Xeno terlihat ragu untuk bicara. “Xeno tidak pernah menggunakan senjata, Pyo.”
“Tenang saja.” Silver tersenyum menenangkan padanya.
Silver menarik tangan Xeno lalu menaruh sesuatu di atasnya. Xeno begitu takjub kala melihat benda itu, sebuah gelang canggih yang sama dikenakan oleh Rick, Golden, dan juga Silver, tapi motif warnanya berwarna putih.
“Gelang ini… mirip seperti gelang yang Rick pakai, Pyo,” puji Xeno menganggumi tampilan futuristik dari gelang tersebut.
“Itu gelang AndroMega namanya. Kau bisa menggunakan senjata apapun yang tersimpan di sana untuk bertarung, Myo. Senjata di dalam AndroMega ini baru saja timku kembangkan,” jelas Silver baik-baik, “Walau kau bilang belum pernah menggunakan senjata apapun, aku yakin kalau kau akan mudah beradaptasi dengan senjata itu.”
“Tapi, ini— .”
“Tenang saja.” Untuk kesekian kalinya Silver tersenyum pada Xeno. “AndroMega dan isi senjatanya masih dalam status Beta. Kau tidak perlu repot-repot mengisi identitasmu dulu ataupun menginstal programnya, Myo. Senjata akan otomatis keluar. Lagipula, senjata di dalam AndroMega ini juga masih belum memiliki nama, Myo.”
Xeno mematung melihat Silver kembali melesat menyerang para robot bersama Rick dan Golden. Iris hijau keemasannya kembali memperhatikan gelang canggih yang dimaksud. Xeno memang tahu tentang AndroMega dari Rick yang beberapa kali iseng-iseng mengotak-atik AndroMega miliknya sendiri, tetapi belum paham bagaimana cara kerjanya.
Dia telah dipercayakan untuk menggunakan AndroMega ini, jadi Xeno akan berusaha melakukannya. Xeno segera memasang gelang AndroMega putih itu di pergelangan tangannya. Perlahan Xeno menutup kedua matanya, menyalurkan keinginan untuk menggunakan sepenuhnya senjata dalam AndroMega yang ia gunakan.
Dalam sekejap, sepasang senjata dari butiran hologram AndroMega muncul di kedua tangannya. Xeno kembali dibuat takjub dengan sepasang senjata yang ia dapat. Senjata itu berupa Blaster yang hampir sama dengan yang digunakan Silver, hanya saja warnanya lebih putih dan ukurannya pun lebih besar.
“Xeno harus bisa, Pyo!”
Rick semakin kewalahan menghajar beberapa robot yang ia rasa tiada habisnya itu. Tiba-tiba reaksi tubuhnya dikejutkan oleh hembusan angin yang dihasilkan dari gerakan lari cepat seseorang.
Pria berjaket merah itu begitu tidak percaya saat melihat Xeno dengan gerakan lincah secepat kilat menembak para robot dengan senjata AndroMega.
“Hei, Bung! Dari mana kau mendapatkan AndroMega itu?!” teriak Rick tak menyngka dengan apa yang dia lihat, pasalnya tanpa senjata saja Xeno sudah terlihat berbahaya.
Xeno menoleh sesaat pada Rick dengan senyum lebar merekah. “Kapten Silver meminjamkannya padaku, Pyo!”
Rick hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir jika salah satu kapten pembimbing Agent itu bisa berani menyerahkan senjata AndroMega begitu saja pada Xeno. Rick sebenarnya sudah dapat mengira bahwa sejak awal Xeno dapat dengan mudah beradaptasi dengan berbagai senjata. Itulah mengapa ia menganggap Xeno berbahaya.
Ketika para robot menembakan senjata jarak jauh mereka, Xeno menangkisnya dengan tembakan peluru-peluru Blaster. Akurasi tembakan Xeno cukup baik hingga dapat membaca setiap pola dari tembakan segala senjata robot. Beberapa robot tipe penyerang jarak dekat mulai menyerang Xeno dengan Light Saber merah. Dengan lincah pula Xeno meninju robot itu menggunakan pistol sambil menembakan peluru-pelurunya hingga tubuh mereka hancur.
Xeno segera melompat salto menjauhi robot-robot yang ada, mendarat dengan baik di sana. Tak disangka ia menembak mereka semua dengan cara memutar-mutar kedua pistol Blaster hingga kecepatannya meningkat setara dengan kecepatan tembak Machine Gun. Dia sangat lihai menembak sambil memutar-mutar Blaster-nya melebihi penembak profesional, bahkan tak ada satu pun peluru mengenai dirinya walau Xeno terlihat seakan-akan ngasal melakukan gerakan serang berbahaya tersebut.