“Apakah sekarang saya mendapat perhatian Anda?” tanya suara lelaki itu ketika akhirnya Langdon mengangkat gagang telepon.
“Ya, Pak, pasti. Anda bersedia memperkenalkan diri?”
“Tadi saya sudah berupaya mengatakannya.” Suara itu terdengar kaku, mekanis. “Saya fisikawan. Saya mengelola sebuah fasilitas riset. Terjadi pembunuhan. Anda melihat mayatnya.”
“Bagaimana Anda bisa menemukan saya?” Langdon nyaris tidak bisa memusatkan perhatian. Pikirannya berkecamuk akibat gambar di kertas faks itu.
“Sudah saya katakan. Worldwide Web. Situs untuk buku Anda, The Art of the Illuminati.”
Langdon berupaya menghimpun pikiran. Bukunya nyaris tidak dikenal dalam lingkungan kesusastraan arusutama, tapi cukup diminati di dunia maya. Walaupun begitu, pernyataan penelepon itu masih tidak masuk akal. “Situs itu tidak punya informasi kontak,” tantang Lang-don. “Saya yakin itu.”
“Di lab saya, ada orang yang sangat ahli dalam memperoleh informasi-pengguna dari Web.”