Drama yang dimaksud Brama itu adalah Clara. Cewek itu baru saja pulang dari Paris setelah satu minggu tidak masuk. Clara terobsesi dengan Angkasa. Bahkan Clara rela apapun demi Angkasa. Sekarang Clara membawakan paper bag berisi oleh-oleh untuk Angkasa.
"Sa, ini buat lo!" Clara menyerah paper bag tersebut sambil menarik senyumnya.
"Gue gak minta!" tolak Angkasa.
"Iya, tapi ini buat lo," kata Clara memaksa.
Angkasa mengambilnya yang menbuat Clara tersenyum. Namun, sayangnya Angkasa melempar paper bag itu kepada Fabian. Sementara Angkasa masuk ke dalam kelasnya. Senyum Clara memudar, ia sudah berapa kali di tolak Angkasa. Padahal Clara sudah cantik, memiliki segalanya.
"Mampus lo!" kekeh Jiko yang membuat Clara memalingkah wajahnya lalu pergi.
"Dasar, tuh cewek gak ada kapok-kapoknya ya!" ujar Brama pada teman-temannya.
"Clara cantik, kok," komentar Fabian.
"Semua aja lo bilang cantik, dasar fakboi!" kata Dirga menatap Fabian.
"Diem lo, sadboy!" ejek Fabian pada Dirga.
"Udah bel, masuk yuk! Nanti keburu guru dateng lagi," ucap Jiko lalu keempat cowok itu masuk ke dalam kelas.
* * *
Angkasa mengumpat beberapa kali karena di hukum membereskan perpustakaan lagi. Angkasa baru saja menjaili guru sosiologinya dan membuat guru tersebut marah. Angkasa dengan terpaksa menuju perpustakaan sambil di awasi Bu Vera--guru BK SMA Starlight.
Tapi Angkasa beruntung, tidak disuruh membersihkan toilet. Ah, mana mungkin guru BK itu berani seperti itu. Orang tuanya kan yang milik sekolah ini. Sombong dikit gak apa-apa kali ya? Makanya kenapa Angkasa selalu bersikap seenaknya karena ia memiliki segalanya.
"Bu, kalau ibu kasih hukuman ke saya sekali lagi, nanti saya laporin," celetuk Angkasa yang membuat Bu Vera langsung melotot tajam.
"Apa maksud kamu? Harusnya saya yang bilang kalau kamu bikin ulah sekali lagi, saya laporin kamu ke orang tua kamu!" ucap Bu Vera kesal pada Angkasa.
"Laporin aja, Bu. Sekolah ini kan milik saya," kata Angkasa dengan sombongnya.
"Kamu itu ya! Sekolah ini punya orang tua kamu, harusnya kamu bersikap baik dan kasih contoh ke yang lain." Bu Vera memijit pelipisnya, sudah pusing meladeni Angkasa.
"Saya udah baik hati dan sombong sedikit boleh kali ya? Saya juga rajin membolos!" ujar Angkasa yang sebenarnya malas untuk berada di sini.