Angkasa mengepalkan tangannya, ia emosi mendengar Setyo yang lagi-lagi membuat masalah. Setyo menyusun pentas seni dengan sederhana, itu kata orang-orang. Membuat mereka semua kecewa karena setiap tahun pentas seni SMA Starlight selalu meriah.
"Lo jadi ketua osis yang bener dong! Lo mau bikin siswa-siswi kecewa sama pensi tahun sekarang? Ini terakhiran juga buat angkatan kita!" ungkap Angkasa sambil menatap Setyo dengan tatapan tajam.
Setyo hanya ingin membuat pentas seni yang sederhana namun dapat terkenang oleh semua siswa-siswi. "Kali ini cuma gak ada guesstar, gantinya perwakilan kelas jadi mereka semua berkarya."
"Lo gimana, sih? Katanya kemarin suruh fokus karena waktunya bersamaan dengan lomba tapi lo mau bikin kelas suruh berkarya?" Angkasa tak habis pikir dengan ketua osisnya itu.
"Kata lo harus bisa bagi waktunya, ya udah kan gak apa-apa? Lagian yang tampil itu kelas 10 sama 11, kelas 12 tinggal menikmati," ucap Setyo dengan santainya.
Angkasa menarik kerah seragam Setyo dan menatapnya dengan tak suka. "Lo gak bisa ubah acara itu seenaknya ya! Acara harus tetap meriah!"
"Sederhana tapi terkesan," kekeh Setyo.
Bugh!
Angkasa terlalu emosi, ia memukul rahang Setyo membuat orang sekitar terkejut melihatnya. Angkasa menarik tubuh Setyo hingga berdiri lagi.
"Lo gak bisa ubah apapun lagi! Gue yang bakal bilang ke guru-guru!" tegas Angkasa lalu pergi meninggalkan Setyo.
"Sa! Sa! Lo tahu gak?" tanya Brama pada Angkasa yang baru saja tiba di kelas.
"Apaan?" Angkasa masih emosi pada Setyo tadi.
"Clara buat ulah lagi, dia lagi ribut sama Shakira di lapangan!" kata Brama membuat Angkasa terkekeh pelan.
"Terus urusannya sama gue?" kata Angkasa.
"Sa, lo kan yang memulai semuanya masalah itu, kasian Shakira jadi terus-terusan di datangi Clara," ucap Brama gemas pada Angkasa yang tidak peka.
"Gue gak--"
"Angkasaaaa! Clara bawa Shakira ke kolam renang!" Dirga sudah lari marathon dari lapangan ke kelasnya untuk memberitahu Angkasa.
Angkasa langsung berlari menuju kolam renang yang letaknya di belakang. Angkasa terbayang-bayang lagi saat ia mengobati Shakira. Pintu terbuka membuat Clara menoleh ke arah tersebut. Angkasa terkejut karena Shakira sudah tercebur ke kolam dan Clara tertawa puas.
Dengan cepat, Angkasa langsung lompat ke kolam renang untuk menyelamati Shakira. Angkasa mendengar jam tangan Shakira berbunyi, ia menjadi merasa bersalah. Angkasa membawa Shakira ke sisi kolam. Kemudian teman-temannya Angkasa datang bersama Jihan.