Para siswa-siswi banyak yang berlalu lalang, stand berjajar memenuhi lapangan di tambah alunan musik yang di setel dari panggung. Hari pertama ini terbuka untuk umum, jadi banyak orang berdatangan dari luar. Tak heran jika siswa-siswi SMA Starlight itu orang berada semua, di liat dari penampilannya yang nge-style dengan pakaian branded.
Angkasa memakai kemeja putih dibalut jas berwarna biru dongker dan celana jeans putihnya. Angkasa sudah biasa menjadi sorotan, apalagi cewek-cewek yang berteriak histeris melihat kegantengan Angkasa. Teman-temannya dengan setia menemani Angkasa.
"Sa, Shakira mana? Kok belum keliatan?" tanya Brama pada Angkasa.
"Gak tau, gue bukan emaknya," balas Angkasa dengan santai.
"Lo kan bakal jadi pasangan sekarang," kekeh Jiko pada Angkasa.
"Kasian, pasangan sementara," timpal Fabian tertawa.
"Lo pada tau gak?" tanya Brama pada teman-temannya itu.
"Apaan, Bram? Gak usah mulai, deh," kata Jiko kesal.
"Eh! Itu liat Shakira cantik!" Brama menunjuk Shakira yang baru datang bersama Jihan.
Shakira memakai dress dengan warna yang sama dengan Angkasa. Semalam Angkasa menyuruh Shakira memilih dressnya dan mengirimnya dengan go-send. Angkasa dapat baju yang sama itu dari mamanya dan langsung mamanya heboh menanyakan siapa pasangannya. Padahal hanya fashion show.
"Gila! Shakira cantik banget asli!" puji Fabian menatap terus Shakira.
"Shakira pacar siapa, sih? Gue gebet aja deh," celetuk Fabian.
Brama tertawa. "Mana mau Shakira sama lo!"
"Kayaknya nanti Angkasa sama Shakira official, deh," sahut Jiko melirik Angkasa.
"Diem lo, Ko!" Angkasa melotot ke arah Jiko. "Gak usah banyak omong deh!"
"Sabar, gak usah grogi gitu, Sa," kekeh Jiko.
"Gimana rasanya, Sa?" tanya Dirga tiba-tiba. Angkasa mengacuhkannya.
"Witwiwww! Shakira cantik!" teriak Fabian tak ada malu-malunya.
Shakira berjalan dengan tidak percaya diri. Shakira baru kali ini memakai dress lagi selain acara dengan keluarganya. Banyak yang menatapnya kagum, jujur ia sedikit malu di tatap seperti itu. Shakira juga mendengar teriakan Fabian dengan teman-temannya. Ia juga melihat Angkasa yang diam dengan tenang.
"Semangat, Shakira!" Jihan menyemangati Shakira dengan antusias.
"Gue gugup, Han," kata Shakira. Ia hanya berharap semuanya berjalan dengan lancar dan semoga penyakitnya tidak kambuh di saat seperti ini.
Angkasa mendekati Shakira dengan santainya karena ia melihat cewek itu gugup. "Lo siap?"
Shakira menoleh. "Eh? Iya siap."
"Semoga lo gak gagal karena gue selalu tampil perfect!" ujar Angkasa tersenyum tipis. Angkasa tetaplah Angkasa yang sombong dan percaya dirinya selangit.
"Iya-iya," jawab Shakira.
Pembawa acara itu memanggil nomor urut 8, itu artinya bagian Angkasa dan Shakira yang maju ke depan. Dengan langkah santai, Angkasa maju ke depan dengan di sampingnya Shakira yang tersenyum tipis. Shakira memegang dadanya, ia merasa deg-degan. Angkasa dengan tiba-tiba menggenggam tangan Shakira berusaha mengkuatkan.
"Semangat! Lo pasti bisa!" bisik Angkasa pada Shakira sambil tersenyum lebar.
Please! Ini membuat Shakira justru semakin deg-degan. Senyum Angkasa membuat Shakira terbawa suasana. Alunan musik Closer milik The Chainsmokers mengalun membuat pasangan itu maju berjalan. Tak lupa dengan pose mereka berdua. Keduanya tampak serasi, tampan dan cantik.
Penonton beberapa kali bersorak heboh, apalagi melihat Angkasa yang selalu tampil sempurna. Setelah selesai, bukannya mereka turun tetapi Angkasa sudah menyiapkan ini. Panitia menyimpan dua kursi untuk Angkasa dan Shakira duduk. Tak lupa Angkasa membawa gitar.
Angkasa mulai memetik senar gitarnya, memulai intro lagu. Shakira menyanyikan bait awal dan kedua. Penonton langsung kagum dengan suara Shakira yang merdu.