"Jadi kita tinggal nunggu mereka?" tanya Brama. Cowok itu baru saja menghabiskan segelas tea jus favoritnya. Menurutnya tea jus sudah idola karena harganya murmer. Biasalah anak sekolah yang sukanya jajanan paket hemat.
"Emang lo hubungi siapa kemarin?" Kali ini Jiko yang bertanya.
"Gue bilang sama si setan untuk sampein ke Ranger," balas Angkasa sambil duduk tumpang kaki.
"Anjayy! Si Setyo ganti nama?" Fabian tertawa.
"Oh iya, gue belum tau kenapa si Dava bisa masuk Ranger?" tanya Jiko kepo.
"Dia di Bekasi ikutan komplotan juga, terus dia kenal sama ketua yang kemarin lengser di Ranger," balas Dirga, ia memang mencari tahu segala tentang Dava melalui orang dalam. Itu pun semua permintaan Angkasa.
"Lama banget anjir!" Brama sudah kesal menunggu setengah jam yang lalu.
Sekarang warung ini sudah penuh dengan para lelaki SMA Starlight yang dulunya gabung dengan Lexus. Angkasa memang sengaja memanggil mereka semua, bukannya ia takut untuk menghadapi Dava tapi ini semua balas dendamnya yang kemarin. Angkasa tidak terima jika Ranger kembali dan membuat ulah di mana-mana.
"Kita gak nunggu lama lagi, mereka udah dateng," ucap Angkasa ketika melihat gerombolan para lelaki yang mengendarai motor besar serta suara klakson yang sengaja dibunyikan dengan keras.
Warung ini memang letaknya di belakang sekolah dan samping warung itu ada lahan luas yang kosong. Kini lahan kosong itu dipenuhi gerombolan lekaki Ranger. Jumlahnya memang lebih banyak Ranger dibanding Lexus.
"Tunggu apa lagi? Kita ke sana langsung!" komando Angkasa pada semuanya.
Angkasa berdiri paling depan, memimpin puluhan orang dibelakangnya. Di hadapannya juga sudah ada Dava, sama membawa pasukannya yang lebih banyak.
Tatapan Angkasa kini tertuju pada Dava. Angkasa sudah bisa menduga bahwa cowok itu memang licik dan ingin memiliki segalanya.
"Brengsek! Lo udah bunuh abang gue!" umpat Angkasa dengan keras.
Dirga yang mau menenangkan cowok itu terlambat. Angkasa sudah bertindak, ia maju dan menarik baju Dava sambil menatap matanya.
"Lo pembunuh! Lo harusnya ada di penjara bukannya di sini!" ujar Angkasa. "Lo malah bersikap seenaknya dan sekarang lo tanpa dosa ada di hadapan gue!"
"Kalem, bro. Santai aja bentar," kata Dava mendorong Angkasa ke belakang.
"Gak usah basa-basi lo anjing," ujar Angkasa penuh nada yang tak suka.
"Sa," tegur Dirga.