Shakira berdiri di dekat jendela ruangan rumah sakit. Shakira menghirup oksigen sambil menatap luar yang cerah. Hari ini adalah hari di mana ia pulang dari rumah sakit setelah menjalani operasi beberapa hari yang lalu. Shakira merasa bersyukur dan senang karena ia bisa hidup lebih lama dengan jantung yang sehat.
Tidak akan pernah Shakira lupakan hari di mana ia operasi dan merasa tegang. Tapi semuanya berjalan lancar sesuai kehendak-Nya. Suara pintu masuk terbuka menampakkan sosok kedua orang tuanya.
Shakira berlari kecil kemudian langsung memeluk mama dan papanya. "Ma, makasih udah merawat aku dari kecil. Semua pelajaran yang mama berikan ke aku, semua yang mama kasih ke aku itu sangat berharga."
"Makasih juga papa yang selalu marah-marah padahal itu menegur aku karena artinya papa sayang sama aku."
Shakira melepaskan pelukannya lalu menatap kedua orang tuanya itu. "Pa, Ma, aku senang mendapatkan kedua orang tua seperti kalian. Aku gak bisa bayangin banyak di luar sana yang mengalami broken heart atau masalah di keluarganya. Pasti sedih banget jadi mereka, tapi aku beruntung dengan keluarga utuh dan selalu bahagia."
Mata Shakira sudah meneteskan air matanya karena terharu. Selama ini ia memang mendapatkan kasih sayang penuh.
"Kamu itu anak mama yang paling kuat dan kamu selalu nurut," ujar mamanya.
"Kamu hebat, Shakira. Kamu beberapa tahun melewati penyakit kamu, walaupun kamu pernah ngeluh tapi kamu terus berjuang," tambah papanya.
Shakira tersenyum lebar sambil meneteskan air matanya, ia memeluk lagi kedua orang tuanya. Tidak bisa berkata-kata lagi karena Shakira sayang kepada keduanya. Ingat, tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada kalian. Semua orang tua itu pasti memiliki rasa kasih sayang, hanya saja berbeda setiap menyampaikannya.
* * *
Angkasa menuruni anak tangannya, ia semangat untuk bertemu dengan Shakira. Angkasa sudah mendapat kabar bahwa cewek itu akan pulang hari ini. Pemandangan yang langka saat mama dan papanya sedang berbincang di ruang tengah.
"Pa, Ma, aku berangkat dulu!" Angkasa pamit kedua orang tuanya.
"Ke mana?" tanya Bagas pada Angkasa.
"Dia mau ngejar pujaan hatinya," bisik Alliya sambil tersenyum-senyum.
Angkasa masih bisa mendengar perkataan mamanya, ia ikut tersenyum. "Iya, aku mau ngejar hati seseorang."