"Mas pikir Asa tadi nggak bakal mau dateng. Kali aja bosen kalo tiap kali musti ketemuan sama Mas." Ucap seorang lelaki bernama Bayu, dia adalah kakak kandung dari Angkasa.
"Mana mungkin Asa ogah ketemu sama mas Bayu sih. Asa juga punya lah rasa kangen sama Mas. Cuma kadajg emang agak ribet kalo tipa kali ketemu musti di luar gini."
Dua kakak beradik tersebut duduk di kursi kafe sambil sesekali menyeruput minuman kopi yang sebelumnya telah mereka pesan.
Sore tersebut Asa melengkapi outfitnya dengan sepatu putih, setelan kasual serba hitam, ditambah kemeja motif kotak kecoklatan. Gaya outfit keduanya lumayan mirip, barangkali cuma Bayu tak melengkapi miliknya dengan kemeja pula saja.
"Mas bersyukur banget loh punya Asa, jadi berasa punya keluarga sungguhan."
"Mas Bayu mah ngaco. Udah nikah, ada anak juga, masih sok bicara soal seolah punya keluarga beneran." Nada bicara Asa agak dibuat jenaka demi mulai mencairkan suasana ngobrol mereka yang baru saja dimulai tersebut.
"Beneran, Sa. Mas nggak bercanda. Asa udah gedean sekwrang. Tambah tinggi, ganteng. Pasti banyak yang naksir. Ato udah koleksi pacar?"
"Duh, mas Bayu. Jangan ngelantur kemana-mana dong ngomongnya."
"Eh, kenapa? Masih jomblo? Keren gini kok? Jangan-jangan ..." selidik Bayu dengan membuat roman sok curiga.
"Terserah deh. Asa tinggal balik juga nih kalo topiknya nggak asik gini. Malesin." Pungkas Asa pada kakaknya tersebut.
"Jangan dong. Tega tinggalin mas sendiri apa?"
"Mas Bayu lagi ada masalah lagi emang?" nada bicara Asa kali ini agak melunak, menyiratkan nuansa empati untuk kakaknya tersebut.
"Yah, orang hidup punya masalah udah biasa kan, Sa." Ada nada getir dari ucapan Bayu tersebut.
"Cerita aja ke Asa, Mas. Kayak biasanya. Mungkin Asa nggak punya cukup banyak solusi, tapi Asa selalu punya telinga buat nemenin mas Bayu." Seulas senyum lolos dari mulut penuh milik Asa.
"Duh, makin dewasa juga ni bocah. Apa nggak pada makin meleleh ni cewek-cewek yang pada deket."
Mendengar lelucon kakaknya tersebut, Asa bergeming. Bingung ingin menjawab apa terlait topik yang lumayan semsitif baginya tersebut.
"Asa belum mikir sih soal pacaran, Mas. Masih jauh banget kayaknya."
"Kenapa? Mumpung masih muda, seneng-seneng lah." Timpal Bayu.
"Kayaknya punya komitmen hubungan nggak sesederhana itu." Asa akhirnya bicara juga setelah sejenak terdiam.
"Duh, bicaranya udah yang kayak orang dewasa banget." Ejek Bayu.
"Asa masih muda, jangan terlalu berat ah bahasanya." Bayu lanjut menggodai adiknya tersebut.