"Akhirnya ..."
Roman kelegaan menggelayuti Rania seusai berhasil membaringkan tubuh letihnya di kasur milik Sesyl. Rania dan Sesyl baru saja tiba dari sekolah. Seragam mereka juga belum sempurna ditanggalkan serta diganti. Keduanya memilih sedikit lama untuk memanjakan diri beristirahat terlebih dahulu.
Rania tentu saja hanya mengekor sang empunya rumah sedari tadi. Sesyl telah terlebih dulu melemparkan dirinya ke atas kasur nuansa earth tone tersebut. Mengelilingi tubuhnya dengan tumpukan bantal yang empuk.
"Hai, Sayang."
Agak janggal, pandangan Rania memastikan apa yang tengah dilakukan Sesyl. Cewek tersebut tengah sibuk video call dengan Randy rupanya. Randy adalah pacar terbaru Sesyl.
*Pantes, langsung nampak seger.* Batin Rania.
"Lagi sama si jomblo nih. Iya, Rania. Siapa lagi?"
Mendengar namanya mulai dibawa-bawa tak pelak membuat Rania melongok juga ke arah Sesyl.
"Awas lu." Bisik Rania dengan penuh penekanan kepada sahabatnya tersebut.
Yang diancam malah cuma menghadiahi juluran lidah. Nampak makin asyik mengobrol dengan pujaan hatinya. Semakin mengejek Rania yang nampak sebagai obat nyamuk tersebut.
"Ran, lu tidur?"
"Hhmm."
"Bangun dong, Ran. Nggak asih lu mah."
"Udah emamg telponan lu? Panas kuping gua denger lu berisik banget."
"Ran, lu nggak laper apa?"
"Lupa lu udah barusan makan sebelum balik sekolah tadi?"
"Eh, iya ding."
"Makanya, jangan Randy doang lu pikirin."
"Pacar-pacar gue, gapapa juga kali gue pikirin, Ran."
"Yaudah deh. Terserah elu, gue ngantuk, capek, Syl. Emang elu punya batre kayak nggak ada abis-abisnya. Heran gue."
Hening sejenak.
"Eh, Sesyl ngapain sih lu?"
"Bangun, Ran. Gue tau lu nggak ngantuk." Ucap Sesyl sambil mencoba membuat Rania ke posisi duduk sekarang di atas kasurnya.
"Apaan deh? Asli absurd banget lu."
"Ran, lu mau ya cari pacar. Biar gue ada temennya, nggak asik lu mah. Lagian lu kasian amat, kayak anak muda nggak laku aja lho."
Rania seketika bengong dengab ocehan Sesyl barusan.
"Ngaco lu." Rania sambil menoyor kepala Sesyl namun cewek tersebut lumayan bisa menghindar.
"Biar hidup lu makin berwarna, makin semangat, Ran."
"Emang hidup gue belum semangat apa?"