Sore ini cuaca di luaran tak secarah hari biasanya. Rania berpikir hari ini pasti akan menjadi hari yang cukup berbeda dari yang kemarin-kemarinnya.
Saat sang Mama menaari Rania untuk menemani beliau pergi ke toko bunga sebelum menuju tempat pemakaman mendiang om Farhan, sepertinya tak ada alasan bagi Rania juga untuk tak langsung menerimanya begitu saja.
Usai melalui jalanan yang tak begitu macet juga, kini sepasang ibu serta anak perempuan tersebut telah muylai memasuki toko bunga yang mereka maksudkan sedari sebelumnya tadi.
Entah hanya dalam benak Rania saja atau orang lainnya juga banyak yang merasakan hal sama. Setiap kali mampir masuk ke toko bunga Rania selalu merasa seolah masuk ke dimensi yang lain.
Apa karena Rania sangat menyukai beragam jenis bunga? Yang jelas, setiap masuk toko bunga rasanya selalu enggan untuk buru-buru keluar dari sana.
Toko bungan seakana memiliki daya magis tersendiri bagi Rania. Aneka arna serta jenis bunga nampak cukup lengkap tertata rapi di keranjang-keranjang yang berderet. Asataga, ditambah l;agi dengan aromanya yang menguar memenuhi segala penjuru ruangan.
Mama Rania tak membuang aktu untuk langsung mengamati deretan bunga mana saja yang akan segara dipilih oleh beliau kali tersebut. Rania hanya mengekor sambil memp[erhatikan sekeliling tak kalah seksamanya.
Toko bunga yang didatangi Rania serta mamanya cukup lengkap emnyediakan segala hal yang mereka butuhkan sore tersebut. Mulai dari bunga segar hingga pernak-pernik maupun juga layanan jasa rangkai bunga yang profesional tentu saja.
Apa berlebihan jika Rania merasa kini tengah terdampar di sebuah taman potoingan dari surga? Rania masih berjhalan kesana-kemari menikmati sepuas mungkin suasana yang tak cukup sering bisa ia temui tersebut.
Barangkali jika ditanya mungkin dalam benaknya sempat tersirat suatu saat ingin memiliki usaha toko bunga yang serupa pula ya? Tak bisa dibohongi jika dari romannya yang amat semringah kali ini, Rania tak pernah menyesal langsung mengiyakan ajakan sang Mama sebelumnya tadi.
***
“Mama pasti sangat sayang sama om Farhan.” Rania mulai mengambil kesimpulan.
Selepas mendapatkan buket bunga yang dirasa terbaik untuk dibaa ke tempat peristirahatan terakjhir mendiang om Farhan, Rania berserta snag mama langsung menuju ke tujuan yang mereka rencanakan sedari aal mula tersebut.
Bukannya Rania tak menyangka, tapi sudah barang tentu keadaan di toko bunga akan jauh berlaanan dengan areal pemakaman yang tadinya mereka tuju tersebut.
Di areal pekuburan mereka melihat kotak-kotak tempat pemakaman yang berderet cukup luas. Salah satunya tentu tempat peristireahatan om Farhan juga.
Beliau meninggal sudah sejak beberapa tahun yang lalu. Keluarga Rania biasanya selalu rutin menyempatkan untuk berziarah, seperti yang mereka lakukan pula pada sore tersebut.