ANGOR

Indah Thaher
Chapter #36

Hampir Saja

Pandanganku tetap tertuju pada di pinggir hutan tempat pria itu menghilang beberapa saat lalu. Aku masih berdiri diam, dengan napas memburu dan menunggu—entah apa. Aku yakin Pak Wira tidak akan muncul keluar dari sana. Tapi sorot matanya itu … begitu tenang untuk ukuran orang yang ingin melarikan diri. Ia menatapku dengan sorot benci yang pernah ia perlihatkan padaku saat di supermarket dulu. Tapi di saat bersamaan, ia juga menatapku dengan menantang dan tidak takut bahwa aku baru saja melihat wajahnya. Ia tidak takut bahwa aku mungkin saja akan melaporkannya ke polisi karena teror yang baru saja ia lakukan padaku. Aku punya bukti yang jelas untuk itu.

Ia jelas-jelas tidak berusaha lari dariku.

Ia justru terlihat ingin memancingku masuk ke dalam hutan itu.

Langit sudah mulai gelap dan matahari sudah mulai terbenam. Jadi semakin sulit untuk melihat lebih jauh ke dalam hutan tersebut. Aku tidak yakin apakah pria itu masih berada di dalam hutan sana. Badanku kembali merinding memikirkan hal ini.

Aku kembali memegang tongkat baseball tersebut dan mulai berjalan mundur kembali ke rumahku. Tatapanku masih menatap ke arah hutan tersebut dengan awas. Dan kali itu aku menyadari bahwa rumah Pak Wuno kini terlihat kosong. Tidak ada mobil terparkir di sana dan rumah itu kini gelap gulita, seperti yang dikatakan oleh David kemarin.

Langkahku terhenti, tiba-tiba teringat dengan janjiku yang akan menelponnya dalam keadaan darurat. Cepat-cepat aku langsung meraih ponsel di saku jinsku dan langsung menghubunginya.

David langsung menjawab setelah nada sambung pertama.

“Lauren?”

“Si Peneror itu datang ke rumahku dan—”

“Aku segera ke sana,” potongnya sebelum aku sempat menyelesaikan ceritaku.

Lalu telpon terputus.

Aku memutuskan untuk duduk di teras, bersandar di dinding sebelah pintu masuk sambil memantulkan tongkat baseball itu ke lantai. Berada di dalam rumah sepertinya justru lebih berbahaya. Aku justru merasa terperangkap jika pria itu kembali lagi mengejarku. Mataku masih mengawasi hutan tersebut kalau-kalau aku kembali melihat gerakan mencurigakan. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika Pak Wira benar-benar masih berkeliaran di dalam hutan itu sampai sekarang dan muncul keluar tiba-tiba. Aku tentu saja akan melawan, tapi tetap saja. Aku tidak bisa membayangkan. Selama ini aku tidak pernah bertemu dengan situasi sepertinya sebelumnya.

Dan di sinilah aku sekarang, duduk di teras dengan tongkat baseball dan mengawasi hutan tempat orang yang menerorku lari beberapa menit lalu.

Aku yakin bahwa Pak Wira jugalah orang yang menerorku lewat telpon selama beberapa hari ini. Rasanya hal ini tidak perlu dibahas lagi.

Yang tidak bisa kupahami adalah alasannya melakukan semua ini padaku. Jika ia menerorku untuk pergi dari sini agar aku tidak lagi menyelidiki kematian Hilda, itu artinya ia juga terlibat dalam kematian Hilda dan ingin menutupinya dari kepolisian.

Apa dia benar-benar melakukan sesuatu pada Hilda malam itu?

Tapi alasannya apa?

Pak Wira jelas-jelas tidak berselingkuh dengan Ibu Hilda. Ia bukan pria itu. Hilda bahkan tidak pernah menyinggung Pak Wira selama ini di jurnalnya selain karena rumor palsu itu. Jadi apakah yang diceritakan Tommy tentang teman-temannya yang mengatakan Pak Wira yang sering datang ke rumah Hilda dan mencintai Ibu Hilda itu benar? Atau juga rumor?

Kini aku bahkan ragu apakah Pak Wira dan Ibu Hilda pernah berbicara satu sama lain.

Aku menghela napas, merasakan semua informasi ini justru semakin membuatku bingung. Aku mulai menyandarkan tongkat baseball itu di sampingku, lalu meluruskan kakiku ke depan dan masih belum melepas tatapanku ke arah hutan itu.

Kemudian aku kembali sekilas gerakan di sana.

Tanganku langsung meraih tongkat itu dengan cepat dan mulai berdiri. Jantungku kembali berpacu cepat. Aku tetap mencari-cari gerakan itu di tengah kegelapan hutan itu tapi lagi-lagi aku tidak dapat menemukan sesuatu di sana. Keheningan malam semakin membuatku was-was dan fakta kalau aku benar-benar sendiri di tempat ini semakin memperburuk segalanya.

Lihat selengkapnya