Nesya berkomitmen dan terbukti. Ospek Fakultas dan Ospek Jurusan dilaluinya dengan lancar. Sedari awal perkuliahan Nesya rajin mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan Masjid Kampus. Tanyalah semua aktivis Masjid. Hampir di semua kegiatan Nesya hadir. Dan itu dilakoninya enjoy. Nilai akademik pun berada di ambang wajar. Tidak ada remedial. Mata kuliah dasar di awal perkuliahan masih relatif sama dengan mata pelajaran Sekolah Menengah Atas jurusan IPA.
Berbeda ketika memasuki tahun kedua. Ketika temannya mengajak untuk ikut dalam kepengurusan, Nesya menolaknya dengan berat hati. Agak takut kehilangan teman. Namun minatnya sebatas ikut partisipasi, tidak lebih. Apalagi jika temannya mengajak untuk simulasi demo, alisnya bakal berbentuk mencemooh. She don't like it. Very much.
Muncul simptom yang menerjang sistem di kepalanya. Ketika teman-teman disekitarnya mulai menunjukkan diri mereka sebenarnya. Setiap saat ada saja teman yang mengajak Nesya untuk mengikuti kemauan mereka. Nesya tidak berminat untuk memilih. Setiap kali Nesya selesai menunaikan ibadah wajib, teman menghampiri. Berbagai motif dan tujuan mereka mendekati Nesya. Sekian banyak jenis kegiatan Kampus, Nesya tidak suka melihat keagresifan mereka untuk mengunggulkan diri. Kepalanya mulai pening. Tidak adakah teman yang bisa menerimanya tanpa embel-embel sesuatu?
Nesya tidak bisa menghindar. Zona nyaman mulai terusik. Nesya ingin marah pada setiap temannya, tapi tidak suka mereka akan memarahinya balik. Lebih parahnya ketika temannya tidak memarahinya, tapi memandanginya dengan tatapan yang jujur. Nesya bisa melihat itu semua. Katakanlah Nesya aneh, tapi percikan di mata lawan bicaranya dapat terlihat jelas.