Jika kemarin berangsur-angsur Nesya yang dulu telah kembali. Nesya yang ramah kepada siapa saja. Ditra membuat harinya penuh bunga-bunga bermekaran kembali. Hari ini lain. Fokus pada kalkulus terpecah.
Ditra memenuhi isi kepalanya. Ditra dan bipolarnya. Bahkan Nesya tidak mengerti mengapa Ditra berubah tantrum dalam sekejap. Apakah mood swingnya itu karena bipolar, atau ada penyebab lainnya?
Bingung. Nesya teramat bingung. Tangannya bahkan masih bergetar jika saja tidak terdistraksi pelajaran kalkulus tadi. Apakah Nesya harus mengatakan hal ini pada kedua orangtuanya? Malu. Nesya yang menginginkan menikah dan sekarang jadi seperti ini.
"Ya salam, beneran butuh penyegaran hari ini." Keluh Cucu.
"Mandi gih Cu?" Ucapan Nesya ditanggapi Cucu dengan timpukan buku tulis.
"Ke emooooool!"
Ternyata gayung bersambut. Trisha yang duduk disebelah Cucu menimbrung.
"Aku sih iyes!"
"Naaah dapet dukungan nih. Ikut 'kan Syaa?" Cucu memastikan.
"Iya ikut In Syaa'Allah. Lagi bilang dulu sama Ditra nih."