ANHEDONIA

Nesya Endah Rahayu
Chapter #20

WHAT HONEYMOON

Nesya mendapat suatu kejutan. Ditra tidak mengajak Nesya ke rumah kost yang tempoh hari itu. Ditra mengajak Nesya ke suatu rumah, semacam rumah susun yang disebut bedeng. 

"Apa ini Ka?"

"Pindahan."

"Kenapa Kaka' pindah kesini?"

"Mau ngajak Nesya pindah."

"Itu..."

"Nesya ngga mau?"

"Bukannya nanti aja kalo dah jadi rumahnya? Kalo dah lulus?"

"Kamar yang kemaren itu ngga begitu bagus."

"Kenapa malah jadi masalah?" 

"Ya pengen aja ngajak Nesya tinggal disini sementara nunggu rumah jadi."

"Tapi ini jauh dari kampus Ka. Bahkan Nesya baru mau ujian akhir."

Singkat kata, Nesya mau tidak mau harus pindah. Membutuhkan waktu berhari-hari untuk memindahkan berbagai macam barang-barang Nesya. Ujian akhir sekaligus pindah rumah dan melakukan semua pekerjaan rumah sendirian. Dua hal itu tidak mudah dilakukan. Berkali-kali Nesya mengalami demam. Dan tidak pernah sekalipun Nesya mengabarkan kepada orangtuanya ketika sakit.

Liburan semester ternyata digunakan untuk pindah lagi. Karena rumah yang ditunggu-tunggu telah selesai dibangun. Rumah cicilan tipe 36 belum berpagar pembatas dan belum dibangun dapur. Setiap hari keluarga besar dari Kampung Teratai Kuning berdatangan hendak melihat rumah baru. 

Untuk menyiapkan segala sesuatunya, Nesya bahkan mengabaikan proposal tugas akhirnya. Ditrapun tidak pernah menyinggung hal itu. Nesya senang melakukannya, berkumpul bersama keluarga besar. Tanpa sadar xenophobia tidak menjadi masalah lagi. 

Setiap hari, ada tukang yang bertugas membangun pagar. Nesya dan Mamah bersama saudara yang lain memasak dan bercengkerama bersama. Sangat tidak terasa waktu cepat berlalu bahkan Nesya jarang sekali memegang hapenya kecuali ketika Bunda menelepon. 

Suatu pagi, dering suara benda pipih berteknologi milik Nesya, bukan dari Bunda.

"Assalamu'alaykum Cu!"

"Wa'alaykum salam Sya!"

"Koq gak biasanya pake nelpon Cu?"

"Lu whatsapnya kecemplung kaliya, gue chat ribuan kali gak di read!"

"Ah masaaa?"

"Lu ngapain aja sih mentang-mentang penganten baru?"

"Yey, kalo ngiri buruan dong ikut jejak gue!"

"Ogaaaah gue masih pengen pacaran!"

"Nikah juga bisa pacaran."

"Kagak-kagak deh. Udah ah gue pengen ngingetin lu doang kalo gue udah bayaran, semester besok kan kita janjian lulus bareng!"

"Oke. Gue liat dulu ya."

"Liat apaan? Wangsit?"

"Ya gue blom ngobrol sama suami, jeng Cucu Domani!"

"Aaaah iya sekarang lu udah pindah tangan ya gue lupa."

"Naah begitulah."

"Btw lu lagi ngapain sih?"

"Biasa, baru mandi nih."

"Beuh Lo Subuhan gak sih?"

"Lah iyalah, mang Lu Cu, Subuh sama Dhuha dirapel?"

"Sial lu!"

Mereka tertawa bersama.

Lihat selengkapnya