Ketegangan terjadi di sebuah padang salju.
"Bodoh sekali dia, mau menuruti semua omonganku," gumam Aurora.
"Apa lagi?" tanya seorang remaja pria padanya.
"Cium dan cintai aku! Lupakan bahwa kau punya hati untuk orang lain. Hapus semua rasa cintamu kepada siapapun," pinta Aurora.
Pria itu tidak menolak, ia langsung saja mengambil langkah mencium erat bibir gadis di hadapannya.
Seorang gadis sebaya dengan pria itu tersimpuh rapuh memohon-mohon.
"Jangan lakukan itu, aku mohon jangan cium dia!" pekiknya tak berdaya.
Pria itu tidak menghirau sedikit pun. Ia benar-benar melupakan seluruh cinta dalam dirinya, dan secara rakus menikmati kejadian itu.
Gadis yang tersimpuh itu beberapa kali mengerang semakin kesakitan saat pria itu semakin asyik dengan Aurora.
Setelah beberapa waktu, Aurora melepaskan ciumannya. Memastikan tidak ada lagi cinta di dalam hati pria itu.
Aurora membekukan tubuh sang pria itu, lantas berkata, "Bodoh! Pria egois bernafsu sepertimu harus dihukum!" teriak Aurora.
"Pria yang dengan bangga baru saja menghianati kekasihnya demi keegoisan! Lihatlah apa yang kau hasilkan? Hukuman harus di jatuhkan terhadap sebuah kesalahan," jelasnya.
"Tidaak! Jangan hukum dia.... Dia pangeranku," ucap gadis itu sambil terus menahan sakit di jantungnya.
Pria itu tadinya benar-benar kehilangan rasa cinta. Sampai Aurora melancarkan kekuatannya mengutuk pria itu.
Pria tampan dengan pakaian hangat bermotif buku itu terlempar ke udara. Jiwanya mulai sadar dan berkata,
"Maafkan aku, aku terlalu egois untuk benar-benar bisa mencintaimu, maaf–"
"Tidaaak!!"
Gadis itu berteriak begitu kencang melihat orang yang dia cintai harus kembali dikutuk di hadapannya dan dia tidak dapat berbuat apa-apa.
"Mereyaaa!!" pekiknya mengudara. Tubuh gadis itu perlahan mulai lenyap, menghilang menjadi sebuah hembusan angin.
Deg!
"TIDAKKK!!" teriak Anila ketakutan. Napasnya tersengal-sengal.
Malam itu sungguh berlalu dengan buruk baginya.
Gadis bernama Anila itu kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Berusaha menenangkan pikirannya yang kacau.
"Syukurlah hanya mimpi, mungkin diriku terlalu banyak menonton film fantasy semalam," Anila menghela napas lega.
Mimpinya barusan membuatnya melupakan suatu hal.
"Oiya! akukan hari ini ulang tahun," kata gadis itu terperanjat bangun. Dia melempar selimutnya dan bergegas membuka pintu.
"Selamat ulang tahun, Anila..." sahut Kakak, Adik dan Ibunya yang mengejutkannya di depan pintu. Kakaknya membopong kue ulang tahun tertancap lilin 17.
"Happy birthday, kak Anila..." ucap adiknya yang berusia 8 tahun itu.
Suasana haru tercipta. Iringan lagu ulang tahun bersama-sama dilantunkan sembari Anila memotong kue.
"Terimakasih banyak ya..." ucap Anila tersenyum haru.