Pertandingan basket yang dibicarakan pak Malik pada saat menduga Anila, kini telah sampai.
Kata esok pekan telah berubah menjadi pekan ini.
Sekolah Anila terpilih menjadi tuan rumah pertandingan bola basket antar Provinsi.
Semua anak-anak organisasi sibuk mempersiapkan acara yang akan berlangsung, dimulai hari ini. Beberapa di antara mereka sedang memasang sebuah poster besar di gerbang depan.
~ Welcome to Cassandra High School in Summer Competition ~
Beberapa anak lain heboh berlatih untuk pertandingan yang akan membawa nama baik sekolahnya masing-masing.
Bus-bus dari luar kota berdatangan siap untuk menginap dan mengikuti jalannya pertandingan sengit antar sekolah hingga usai.
Anila berniat berangkat telat hari ini.
"Gak papalah telat, ga ada pelajaran juga," ucapnya yang baru bergegas pukul delapan pagi itu.
"Semoga hari ini, gak akan ada kejadian aneh-aneh, Ya Allah.... Mukakuu..." batinnya dengan meraba-raba mukanya.
The geng Erika pastilah sangat senang, ia hari ini akan meluncurkan aksinya untuk menggoda cowok-cowok keren dari Smart Insani High School.
Tercap SMA itu seperti namanya, yang smart dan luar biasa manusianya. Hampir satu dekade tiada mungkin jika SMA Smart Insani tidak membawa pulang piala umum.
Maya tidak ikut beraksi bersama Erika dan teman-temannya kali ini. Maya sibuk mempersiapkan dirinya untuk lomba solo song.
"Smins! Smins!" Itulah teriakan pendukung Smart Insani.
Bus team basket yang bahkan belum dibuka pintunya itu sudah ramai dikerumuni gadis-gadis. Bahkan, terkadang mereka sampai tidak perduli akan sekolahnya sendiri.
Seorang pria seusia sebaya mengenakan celana olahraga dan jaket yang ditudungkan topinya, tangannya dimasukkan ke dalam saku. Jalannya diikuti oleh ke 4 teman lainnya. Mereka semua tampak sangat keren, tampan dan membuat para gadis di sekolah Anila meleleh.
Team basket 5 orang pria itu berjalan melewati Erika and The geng.
"Wah..." ucap mereka menganga, tertegun bersamaan.
Pria-pria itu terkesan angkuh dan tidak menengok sedikitpun ke gadis-gadis yang tergoda.
Erika sepertinya sangat menyukai pria itu.
"Aaa... Itu Aldrich! Pria tertampan di Smart Insani..." kata salah satu siswi.
"Oh, Aldrich, baiklah..." ucap Erika menggulung rambutnya, menggoda dengan senyum menungging.
Aldrich duduk di kantin sekolah, lantas Erika mengikutinya dan berkedip menggoda; mengganggunya.
Aldrich merasa sangat tidak nyaman, ia beranjak masuk ke dalam ruangan loker ganti pria. Erika juga mengikutinya.
Saat Aldrich menutup pintu ruangan, Erika sudah berada di hadapannya.
Erika terus melangkah maju yang membuat Aldrich semakin risih dan berjalan mundur.
"Hello Aldrich tampan...," sapa Erika yang terkesan ramah dan menggoda.
Aldrich terus berjalan mundur. Dia termasuk tipe pria yang tak suka banyak bicara.
彡
Pertandingan solo song sudah dimulai. Satu persatu semua kontestan maju bergantian.
Sekarang saatnya dari Smart Insani High School.
Adira maju sebagai perwakilan darinya.
Suara yang dinyanyikan Adira sangatlah lembut dan membuat banyak juri mengangguk mantap.
彡
"Minggir!" suruh Aldrich cepat kepada Erika yang memepetkan diri.
"Apa kamu tidak tergoda pada kecantikanku, Sayang?" tanya Erika senang.
Aldrich menatap wajah Erika datar, tidak menjawab.
"Aku akan memberikan...," Erika beraksi, di dalam kesepian ruangan itu, ia membuka tiga kancing teratas bagian seragamnya.
Aldrich tidak goyah. Dia sama sekali tidak menyukai gadis-gadis macam itu, bahkan gadis secantik apapun jika tidak masuk dalam kriterianya, itu terasa tidak menarik. Jika dia tidak suka. Maka, ya akan tetap tidak.