Malam itu, hujan turun dengan deras, membasahi aspal jalanan kota Jakarta yang biasanya bising oleh suara kendaraan. Hanya suara rintik hujan yang terdengar menemani langkah Arya yang tergesa-gesa menuju sebuah gudang tua di pinggiran kota.
Tangan kanannya menggenggam pistol Glock 19 yang sudah dimodifikasi, dengan peredam suara terpasang untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan. Tangan kirinya memegang ponsel yang menampilkan pesan terakhir dari Bayu,
"Mereka menangkapku. Gudang Tua Cilincing. Jangan hubungi siapapun."
Lokasi itu tertera di peta digital, berkedip merah di tengah kegelapan layar. Jari Arya mengusap layar ponsel dengan gemetar.