Gin adalah Anak paling bungsu tiga bersaudara dari keluarga Miskin. Ayah dan Ibunya hanya sebagai pedagang tahu kecil. Gin selalu dianggap kecil dan tidak berharga oleh Kakak-kakaknya karena dia seorang yang Introvert.
Gin bekerja sebagai seorang Animator di sebuah majalah Manga. karyanya sangat di gemari para pecinta Manga di negara itu. sudah lima bulan Gin bekerja di perusahaan itu.
Gin menciptakan sebuah Cerita Komik bersambung. Dengan cerita yang menarik dan para pencinta Anime sangat antusias membaca komik ciptaan Gin.
Gin mulai meraih kesuksesan dan mulai menaikkan martabat Keluargannya yang miskin.
Kedua Kakak Gin pun sudah tidak berani Mengolok dan menghinanya. Sebab Gin sudah terbilang sukses dengan Karyanya.
Hingga suatu hari Gin mengalami kecelakaan mobil yang cukup parah.
Gin mengalami Koma selama 1 bulan.
Setelah sadar dari koma nya Gin harus menghadapi kenyataan pahit. Tangannya sebelah kanan tidak dapat menggunakan Alat tulis dengan baik. Bahkan untuk mencabut tissu dari kotaknya saja Gin tidak sanggup. Gin hampir putus asa dan ingin segera menyudahi hidupnya.
Gin mencoba keluar rumah dan berbohong dengan mengatakan kepada Ibunya kalau Gin ingin menghirup udara luar sambil mencuci mata.
Gin mencoba berjalan menyusuri kota hendak mencari ide bagaimana cara dia untuk menghilang dari muka bumi ini.
Gin melewati sebuah gang yang nampak sangat sepi. Pikirnya gang itu sangat cocok untuk Gin menyudahi hidupnya dengan suatu cara yang tidak di ketahui orang.
Gin mencoba ingin menghilangkan dirinya seketika dari muka bumi ini. Sehingga keluarganya tidak dapat menemukan Gin dan nantinya Gin ditemukan sudah tidak bernyawa lagi atau telah meninggal dunia. begitulah isi pikiran Gin saat ini, Sebab dia merasa sudah tidak berguna lagi.
Gin berjalan menyusuri jalan tersebut dan membaca semua situasi di jalan itu. Berharap upaya nya kali ini untuk menghilangkan dirinya dari muka bumi berhasil.
Gin menghentikan langkahnya tatkala dia melihat sebuah toko kecil. Sebuah toko barang-barang loak dan Antik serta tua.
Gin heran. setahu Gin dia tidak pernah mendengar di jalan itu ada sebuah toko barang loak.
Pikiran Gin terkecoh dan tertuju kepada toko loak itu.
Gin menatap lurus kearah toko itu sambil menyembunyikan tangannya yang cacat kedalam saku celananya.
Gin mencoba masuk dan seperti toko kebanyakan di kota itu. Selalu saja di setiap pintu di berikan gantungan lempengan besi putih panjang beberapa batang. Agar saat pelanggan membuka pintu selalu berbunyi gemerincing.
Tetapi berbeda dengan toko ini. pada pintu toko di berikan lonceng besi berwarna ke emasan sebanyak 3 buah. Sehingga saat pintu di buka lonceng tersebut akan saling bersahutan layaknya suara lonceng gereja atau kuil.
Gin sempat terkejut akan suara lonceng tersebut dan niatnya untuk mengakhiri hidupnya rasanya sudah hilang dari pikirannya.