"Aku harus segera mencoba alat tulis ini"
Sesampainya di rumah Gin segera berlari menuju kamar tidurnya. Lalu dia Mengambil satu lembar kertas kosong Manuscript dan mencoba menggambar dengan pensil tersebut.
Gin mencoba membuat garis tegak lurus dan ternyata berhasil. Gin juga mencoba membuat sebuah lekungan dan ternyata tergambar dengan sempurna. Bahkan hasilnya lebih rapih dari hasil gambar sewaktu tangannya masih berfungsi.
Bibir Gin tersenyum lebar dia merasa sudah kembali kepada dunianya berkat pensil itu.
Gin kembali teringat akan nasihat dari Kakek Uta bahwa Keajaiban itu akan selalu ada dan kita harus percaya.
Gin lalu menuliskan kalimat penyemangat hidupnya itu pada buku agenda nya.
Gin tidak menyangka kalau dirinya akan di pertemukan dengan keajaiban yaitu dengan pensil ini.
Gin sesaat merasakan lapar yang sangat menusuk perutnya. Biasanya selera makanya telah berubah karena depresi yang melandanya beberapa hari lalu.
Gin keluar kamar dan turun lalu menuju ke dapur berharap ada sesuatu yang dapat di makanya.
Selama kesuksesan Gin sebelum kecelakaan itu terjadi, Gin berhasil membelikan rumah baru untuk keluarganya yang cukup besar. Lengkap dengan kamar masing-masing bagi Orang tuanya dan kakak kandungnya. Walau sebenarnya Kakak kandung Gin tidak pernah bersikap baik kepadanya.
Gin menemukan berapa potong tahu mentah didalam lemari pendingin. Lalu Gin merebusnya dengan beberapa jamur dan memberinya air kaldu. Gin memasak tahunya sampai meresap dengan bumbu.