_____________
Liontin Karma
_____________
"1..2..3.."
Seorang wanita berusia 25 tahun, Anna, dengan gaya anggun, siap diabadikan di depan kamera. Ia adalah seorang wanita blasteran Turki yang memulai karir modelingnya sejak usia yang masih belia. Kini, Anna telah tumbuh menjadi wanita dewasa dengan bulu mata lentik dan lesung pipi yang mempesona seperti seorang putri kerajaan.
Anna tersenyum manis, menyambut cahaya kilat kamera dengan bibir bervolumenya yang memikat.
***
"Mas Rio!" seru Anna saat mendekati pria berkulit gelap yang tampak rapi dalam setelan jas hitamnya.
"Hei," sambut Rio berdiri tegak.
"Maaf, Mas, aku terlambat. Hari ini banyak sesi pemotretan," terang Anna, mencoba menutupi rasa tidak enaknya.
"It's okay, aku juga baru selesai dengan pekerjaanku," jawab Rio dengan nada santai.
"Mas, ada apa ngajak ketemuan mendadak begini?" Tanya Anna dengan rasa penasaran yang memuncak.
Ngg..." Rio mengajak Anna untuk duduk terlebih dahulu dan memesan secangkir kopi.
"Sebenernya..." Pria berhidung mancung itu terlihat bingung dalam menyusun kalimatnya.
"Ada apa, Mas?"
"Mas, gak minta putus kan?" Tanya Anna dengan raut panik.
Jujur, Anna belum siap jika hubungannya dengan Rio harus berakhir begitu saja saat ia masih mencintai pria berwajah manis tersebut.
"Ngga, ngga!! Bukan itu kok!" Ucap Rio sambil mengibaskan tangannya.
"Beneran, aku gak mungkin mutusin kamu."
"Kamu tenang aja," terang Rio.
"Syukurlah... Aku takut banget."
"Takut kenapa?" Tanya Rio menggoda Anna.
"Mas~~ aku serius! Kamu ngapain ngajakin aku ketemuan?"
*berdeham* "Ngg... sebenernya aku punya niatan buat ngelamar kamu," ungkap Rio, dengan tatapan lembut yang membuat hati Anna berdebar kencang.
"Ka-kamu serius, Mas?"
"Yaa... kita kan pacaran udah cukup lama.""Iya, aku tahu, aku bukan siapa-siapa dibandingin sama karirmu yang cemerlang. Aku cuma dari keluarga bawah tapi..."
"....tapi aku yakin gajiku sebagai influencer, Insya Allah, cukup buat menafkahi keluarga kecil kita nanti."
Anna memberikan senyum lembut sambil menggenggam tangan Rio.
"Aku gak pernah permasalahin soal materi, Mas."
"Aku mencintaimu tulus karena dirimu, bukan statusmu," terang Anna.
"Tapi... apa kamu yakin dengan keputusanmu?"
"Ma-maksudku, selain status keluarga kita yang berbeda, kita juga punya tembok yang tinggi, Mas."
"Masalah keyakinan kita." Lanjut Anna terlihat sedih dan ragu.
"Apa kamu tidak keberatan jika aku memintamu mengikuti keyakinanku?" Pinta Rio serius memberi tatapannya kepada Anna.
Anna terlihat bingung dalam menjawab permintaan Rio tersebut.
"A-aku perlu waktu untuk meyakinkan diriku."
"Ya," angguk Rio sembari tersenyum manis.
***