Bab 4 - Keputusan Yang Salah
***
"Anna?"
"Dokter-" Anna terkejut saat melihat Dr. Avan muncul di belakangnya, wajahnya merefleksikan kebingungan campur kekhawatiran.
Anna pun buru-buru menyimpan ponselnya
"Dokter ada perlu apa? Papa, Mama, sama Lily lagi ke Gereja."
"Pak Arjuna bilang kamu lagi sakit perut, makanya aku ke sini bawain kamu obat dari Dr.Marwan."
"O-oh, Dokter silahkan duduk," ucap Anna mencoba menenangkan dirinya agar tidak terlihat panik.
"Mau minum apa Dok?"
"Gak usah, aku cuma sebentar kok," tanggap Dr.Avan.
"Gapapa, a-aku ambil minum dulu ya," ucap Anna.
***
"Perut kamu masih sakit?" Tanya Dr. Avan kelihatan khawatir.
"Udah mendingan, Dok."
Dr. Avan tersenyum tipis memalingkan wajahnya.
"Ann, Ann, kita ini udah kenal berapa lama sih?" Ujar Dr. Avan.
"Kita temenan dari kecil, kamu masih aja canggung semenjak statusku bergelar Dokter."
"Aku cuma pengen menghargai gelar kamu aja," balas Anna dengan nada canggung.
Dengan gigi gingsulnya, Dr.Avan melemparkan senyum lebarnya yang nampak menyatu dengan wajah tampannya.
"Kamu lagi ada masalah kah?"
"Maksud Dokter?" Tanya Anna, seketika jantungnya berdebar kuat.
"Duh, jangan-jangan tadi dia lihat aku lagi baca iqro," batin Anna panik.
"Papa kamu cerita kamu akhir-akhir lebih banyak ngurung diri di kamar, Papa kamu khawatir sama kamu," cerita Dr.Avan.
Dr.Avan lalu menatap mata Anna dengan sungguh-sungguh.
"Aku lihat apa yang kamu baca tadi," ucap Dr.Avan semakin membuat Anna panas dingin.
"Kitab umat muslim kan?"
"A-aku cuma i-iseng baca aja kok, gak ada larangan kan kita baca kitab lain?" Terang Anna semakin menunjukan kepanikannya.
Dr.Avan hendak mengatakan sesuatu, namun mereka dikejutkan oleh orang tua Anna.
"Lho, Dr. Avan udah disini," sapa Papa Anna.
"Gimana kondisi Anna? Dia sakit apa?"
"Kamu ngapain Pa, minta tolong Dr.Avan periksa Anna, Dr.Avan kan psikiater," Omel Mama Anna.
"Ya siapa tahu aja dia ngerti penyakit lain," balas Papa Anna tidak mau disalahkan.
"Anna sudah saya kasih obat dari Dr. Marwan," jelas Dr. Avan.
"Iya Pa, sekarang perut Anna udah mendingan," tambah Anna.
"Anna cuma perlu istirahat yang cukup aja kok Om," Sela Dr.Avan.
"Ngg.. Pa, Ma, Dokter, Anna ijin ke kamar ya, abis minum obat, mata Anna jadi ngantuk."
Setelah Anna pergi, Papa Anna langsung mendekat pada Dr.Avan.
"Gimana Dok, apa ada yang aneh sama sikap anak itu? Anna cerita apa sama Dokter?"
".... Anna baik-baik aja kok Om, gak ada yang perlu dikhawatirkan," terang Dr.Avan bersikap tenang.
***
"Makeupnya jangan tebel banget ya," pinta Anna pada penata riasnya.
Sebelum pemotretan Anna menyempatkan diri untuk menghubungi Rio.
Anna : "Kamu lagi apa?"
Rio : "Aku baru mau ketemu temen."
Anna : "Kita jadi kan nanti makan siang bareng?"
Rio : "Ya jadi dong, nanti ku telepon lagi ya, grabku udah dateng."