Anne Dan Eve

HANA PUSPARINI
Chapter #5

Anne Merasa Bersalah

Saat memasuki aula pertemuan, Anne diantar oleh kekasihnya. Ia duduk di kursi roda, namun air matanya menetes karena banyak para bangsawan yang tidak mau mendengarkan saran dari raja.

“Kenapa kamu ketakutan, apa merasa berdosa telah menghina keluarga kerajaan?” tanya Anne yang mengusap air mata yang menetes.

“Anne, kenapa kamu di sini nak?” tanya Raja. Ia turun dari singgasana dan berjalan menuju putri Anne. Air mata menetes karena sedih, kemudian dia mengelap dan terus berjalan. Raja tidak boleh sedih di depan banyak rakyat dan bangsawan.

“Para bangsawan, apakah kalian tidak menyadari ketamakan kalian. Sekarang kita sedang membantu dunia manusia melawan musuhnya. Banyak para kestaria yang terluka,” ucap Anne. Kemudian ia menyebarkan bukti yang sudah didapatkan dari mata-mata yang disuruh untuk mengamati para bangsawan. Wanita itu mengeluarkan kekuatan sihir di saat penyakitnya masih datang tanpa mengenal usia dan waktu. Sihir keluar dan warna sihir itu kebiruan, kemudian Anne membaca mantra. Lalu satu per satu bukti berada di tangan bangsawan.

“Ayah maafkan Anne yang lemah. Anne akan membuktikan bahwa kelemahan adalah penyemangat hidupku.” Anne kemudian mengelap air mata dan tangannya mengeluarkan bola api. “Di tangan saya ada bola api yang siap menerkam para bangsawan yang mengkritik saya dan berlaku semena-mena terhadap saya dan Eve.”

“Wahai putri cacat. Apa kamu pikir saya percaya dengan bukti ini saja.” Salah satu bangsawan menunjukkan selembaran kertas audit keungan yang disembunyikan olehnya. Dan kemudian Anne berkata.

“Tiara, kamu boleh masuk dan bawa saksi itu dengan hati-hati.”

Empat hari yang lalu, Anne telah merencanakan sesuatu yang matang. Dia menyuruh Tiara untuk membawa seseorang rakyat jelata yang ditindas oleh beberapa bangsawan. Sementara itu, di luar cuaca sangat dingin. Butiran berwarna putih turun dengan lebat di luar. Anne kemudian mengeluarkan syal dan memasangnya.

“Nona, saya sudah membawakan orang-orang yang jadi korban.”

“Bawa masuk mereka untuk menjadi saksi di aula. Karena sekarang kita butuh mereka,” ucap Anne. Wanita itu juga mengeluarkan seekor peliharaannya. Seekor kucing sihir keluar dari persembunyiannya. Dalam sekejap, kucing itu berubah menjadi seorang wanita yang anggun.

“Selamat pagi raja dan para bangsawan. Perkenalkan saya adalah asisten dari putri Eve dan Anne yang ditugaskan di dapur,” ucapnya. Dengan berpakaian anggun dan layaknya sebagai seorang pengecek makanan.

“Lanjutkan, Yurina. Kamu sudah mendapat beberapa orang yang mencurigakan di dapur?” tanya Anne. Lalu muncullah peri hutan, peri hutan itu bernama Dryad dan peri itu kemudian melihat bangsawan-bangsawan dengan mencium bau yang tercium. “Ada apa Dryad. Kenapa kamu melihat mereka begitu serius?” tanya Anne pada Dryad. Wanita yang duduk di kursi roda kemudian mengeluarkan tongkat sihir dan mengucapkan mantra. 

“Wahai tongkat, keluarkan barang-barang yang terlarang di saku para bangsawan.”

Kalau Dryad sudah datang. Urusannya tambah besar, karena Dryad adalah peri hutan yang menjaga perbatasan hutan sihir dan manusia. Pasti para bangsawan mengambil di tempat manusia dan tanpa izin dari Dryad. Pikir Anne dengan tatapan ke bangsawan. Ia menggelengkan kepala.

“Baginda raja. Saya sangat kecewa dengan beberapa bangsawan. Saya sudah bilang tolong jaga ekosistem di hutan sihir dan manusia, namun mereka malah mengambil dan membuat ramuan palsu,” ucap Dryad.

Lihat selengkapnya