Anne Dan Eve

HANA PUSPARINI
Chapter #8

BAB KE 8 : Putra Mahkota Membuat Obat

“Hector, mengapa ke arah laboratorium sihir?” tanya seorang wanita yang memegang lengan Hector. Hector tersenyum manis dan lesung pipitnya kelihatan, ia lalu turun bersama Eve setelah pergi dengan teleportasi.

 “Jantungmu melemah lagi. Kamu tunggu di sini. Aku akan membuat obat.” Pria yang memakai pakaian bangsawan dengan gagah, kemudian memandang Eve. Ia kemudian mendekap wanita yang akan menjadi ratu. “Eve, aku tidak bisa membuatmu pulih. Aku hanya bisa membuat kamu tidak merasakan sakit.”

Aku harus memberi tahu asisten untuk menyelidiki penyihir hitam yang tega mengirim kutukan ke Anne dan Eve. Hector tanpa berpikir panjang, ia kemudian mengambil sebuah botol di saku dan menuju ke ruang pembuatan obat.

 “Hector, kakakku sudah membaik belum. Kemarin aku sempat melihat mengecek jantung dan paru-paru kakak juga sama sepertiku,” ucap Eve, ia tengah duduk dan mengeluarkan sebuah gelang pemberian Anne. Wanita itu memasang wajah sedih, karena sang kakak dan dirinya tidak bisa menolong kerajaan.

 “Apakah kamu sudah yakin?” tanya Hector. Lelaki yang berkedudukan sebagai Putra Mahkota ini sedang mengambil bunga Chirocy. Hector kemudian mengeluarkan sebuah pisau emas, jiwa dan raga sudah disiapkan dari kemarin. “Kalau perkataanmu betul, aku nanti akan menghubungi sahabatku,” lanjut Hector.

 “Aku sudah mengirim surat kemarin ke pacar kakakku. Untuk menolongnya dalam keadaan genting, dia pasti sudah bisa ke luar dari istana,” ucap Eve.

 “Membuat ramuan untukmu memang sulit. Selain kamu lemah jantung, pencernaan kamu juga tidak lancar,” ucap Hector. Kemudian ia menumbuk ramuan itu dan berjalan menuju ke Eve yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku. Kemudian, Hector mengeluarkan sebuah cahaya berwarna biru dan menetralkan peredaran darah Eve. Ia juga mengobati Eve dengan mentransfer tenaga dalam. Eve memfokuskan pikiran dan tenaga, aura merah muda keunguan muncul dalam tubuhnya dan kesehatannya semakin meningkat. Tidak ada kulit pucat dan memar, peredaran darahnya juga lancar.

 “Aku sudah berusaha dengan kakak. Untuk saling merawat diri. Karena penyakit kami yang datang tidak mengenal waktu,” ucapnya dengan senyum. Lelaki yang duduk di depan Eve itu tampak fokus merasakan nadi yang ada di tangan wanita yang tengah dirawatnya.

 “Apakah bangsawan yang menghina kamu adalah bangsawan yang menolak kerja sama denganku?” tanya putra mahkota. Ruangan laboratorium yang sunyi dan hanya ada Eve serta putra mahkota membuat ke duanya sedang memikirkan cara untuk membuat orang-orang yang membenci deklarasi kerajaan penyihir menjadi percaya. Deklarasi itu untuk membuat kerajaan penyihir putih tidak tercoreng nama baik karena kelakuan bangsawan yang korup serta menyelundupkan obat-obat sihir. Putra mahkota juga sudah membuat surat untuk menyiapkan kandidat-kandidat yang akan ikut perang, perang bekerja sama dengan kerajaan manusia untuk melawan pemberontakan.

 “Serangan bertubi-tubi dilakukan oleh bangsawan yang ikut campur dengan musuh. Demi membuat portal hancur, aku sudah bicara dengan Dryad untuk menjaga portal antara dunia manusia. Karena kelestarian alam di dunia manusia dan penyihir harus dijaga.”

Keputusan untuk menangkap para pemberontak dan bangsawan yang berkhianat terlalu sulit, aku tidak bisa seperti ini terus. Kakak butuh pertolonganku, pikir Eve. Ia merenung dan tampak alis serta kening berkerut memikirkan sebuah strategi menangkap para penyihir.

Lihat selengkapnya